Indeks Ketahanan Pangan Naik, Bateng Kini Tanpa Desa Rentan
BANGKA TENGAH, Lintasbabel.iNews.id – Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) resmi menyelesaikan penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) 2025.
Dokumen strategis ini menjadi acuan penting dalam mengidentifikasi wilayah rentan pangan dan menentukan intervensi yang lebih tepat sasaran.
Wakil Bupati Bateng, Efrianda, menegaskan bahwa pemetaan FSVA memberi manfaat besar bagi pemerintah daerah dan seluruh OPD. Dokumen ini menjadi rujukan dalam penentuan program penurunan stunting, kemiskinan, pembangunan desa, hingga penguatan ketahanan pangan lintas sektor.
“Pemda dapat mengintervensi secara tepat sasaran. Misalnya, jika satu daerah memerlukan jaringan air bersih atau kekurangan lahan, kita langsung tahu di mana lokasinya,” ujar Efrianda, Jumat (12/12/2025).
Ia menambahkan bahwa penyusunan FSVA dilakukan melalui pengumpulan data dari OPD dan instansi vertikal.
Sementara itu, Kepala DPKP Bateng, Dian Akbarini, menyampaikan bahwa Indeks Ketahanan Pangan Bateng naik menjadi 60,38 pada 2024, meningkat dari 58,62 pada 2023. Dalam tiga pilar penilaian yakni, ketersediaan, akses, dan pemanfaatan seluruh desa dan kelurahan kini berada pada kategori agak tahan, tahan, atau sangat tahan, tanpa satupun yang masuk kelompok rentan.
Meski demikian, beberapa desa masih memerlukan intervensi pada aspek tertentu, terutama terkait rasio tenaga kesehatan dan keterbatasan lahan pertanian akibat pertumbuhan penduduk.
“Upaya yang bisa dilakukan adalah pemanfaatan pekarangan melalui kolaborasi dengan PKK seperti program AKU HATINYA PKK,” kata Dian.
Ia menambahkan bahwa Bangka Tengah bukan daerah kluster pangan dan memiliki sedikit lahan sawah, sehingga strategi penyediaan pangan ke depan harus disiapkan dengan matang. Penguatan kerja sama antar OPD juga dinilai penting untuk memastikan ketersediaan bahan pangan di seluruh wilayah Bateng.
Editor : Haryanto