Pemkab Bangka Kembangkan Sistem Penanggulangan Kegawatdaruratan di Laut

BANGKA, Lintasbabel.iNews.id - Pemrintah Kabupaten (Pemkab) Bangka kembangkan sistem penanggulangan kegawatdaruratan di laut. Itu dilakukan melalui PSC 119.
Hal itu tentunya selaras dengan prinsip universal health coverage, semua warga harus mendapatkan layanan kesehatan dan kegawatdaruratan tanpa diskriminasi status dan lokasi.
Hal tersebut disampaikan oleh PJ Sekda Bangka, Thony Marza, Kamis (22/5/2025) di Sungailiat.
Namun, menurutnya wilayah-wilayah pesisir di Kabupaten Bangka, akan menghadapi tantangan yang lebih berat karena kasus kegawatdaruratan tidak hanya terjadi di daratan tapi juga banyak terjadi di lautan.
"Kementerian Kesehatan tahun 2023 bahkan merelease angka kejadian gawat darurat kawasan pesisir meningkat 23% sejak 2018, 65% diantaranya terkait kecelakaan laut dan penyakit akut lainnya," kata Sekdap.
Fakta tersebut menunjukkan sekaligus mengharuskan Pemkab Bangka untuk mengembangkan sistem penanganan kegawatdaruratan laut.
Kepala Bappeda Bangka, Pan Budi Marwoto mengatakan, diketahui dengan panjang pantai sekitar 186 Kilometer serta luas laut yang diperkirakan kurang lebih 196.003 Ha atau 40 persen dari total wilayah, potensi kegawatdaruratan laut di Kabupaten Bangka sangat tinggi.
Laut sebagai common pool resource, dikatakannya, menghadapi banyak tekanan. Potensi konflik pemanfaatan ruang laut terutama di zona 0-4 mil, antara pelaku pertambangan, nelayan dan pariwisata, diperkirakan akan banyak terjadi sejalan dengan peningkatan aktivitas perekonomian masyarakat.
"Potensi insidensi kegawatdaruratan laut tersebut, niscaya akan terus melonjak jika tidak direspon dengan baik. Pada gilirannya dipastikan berdampak terhadap peningkatan angka kematian, penurunan angka harapan hidup dan IPM serta kegagalan pencapaian asta cita," katanya.
Pemkab Bangka meresponnya dengan inovasi perluasan pelayanan PSC 119 Kabupaten Bangka dengan mengembangkan penanganan kegawatdaruratan laut dan perluasan pelayanan kegawatdaruratan darat terintegrasi.
Sementara itu, Plt Kadin Kesehatan, Nora Sukma Dewi menyebutkan, penanganan kegawatdarutan laut yang dilakukan PSC 119 difokuskan pada 3 titik lokasi yang berada dalam wilayah kerja puskesmas Kenanga, Sinar Baru dan Belinyu.
Sarana utamanya saat ini difasilitasi ambulans laut yang berkapasitas 8 tenaga medis yang terdiri 1 orang dokter, 2 perawat dan 1 Nahkoda, kapal dengan kecepatan 20 Knot berkapasitas BBM sebanyak 25 liter dan jarak tempuh 8 jam.
"Ini (perangkat) dapat digunakan jika terjadi insiden kegawatdaruratan di laut," ucapnya.
Sementara itu, Kepala UPTD PSC 119 Bangka, Fitria didampingi petugas medis dr. Inda Sumera mengungkapkan ketika mendapatkan informasi kegawatdaruratan di laut, tim PSC bersama ambulan laut akan segera meluncur ke lokasi.
Selanjutnya, para petugas kemudian melakukan tindakan medis pertolongan pertama kepada korban.
"Seterusnya dengan ambulan laut, korban dibawa kedarat dan ditranfer ke ambulan darat untuk mendapatkan perlakuan medis lanjutan di fasilitas kesehatan terdekat. Pemanfaatan penanganan kegawatdaruran laut ini tidak dipungut biaya," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan