WASHINGTON, lintasbabel.id - Amerika Serikat (AS) akan membawa semua warganya keluar dari Afganistan, pasca negara itu jatuh ke tangan Taliban dan mengakhiri perang selama 20 tahun. Proses evakuasi berjalan lancar tanpa bentok antara kedua belah pihak.
Presiden Joe Biden mengatakan, militernya saat ini tidak punya kemampuan untuk menjangkau warga AS yang berada di luar bandara Kota Kabul.
“Jika masih ada warga Amerika yang tertinggal, kami akan bertahan sampai membawa mereka semua keluar,” kata Biden dalam wawancara dengan ABC News.
Dia tetap membela keputusannya untuk menarik semua pasukan dan mengakhiri perang dengan menegaskan rakyat Afghanistan harus menentukan masa depannya sendiri.
"Sebuah gagasan, entah bagaimana, ada cara untuk bisa keluar tanpa kekacauan yang terjadi, saya tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi," ujarnya.
Dia menambahkan, kelompok Taliban mau bekerja sama membantu memulangkan warga AS, namun rencana untuk membawa warga Afghanistan yang selama ini bekerja untuk pemerintahan AS tak mudah.
Seorang diplomat tinggi AS dalam kesempatan terpisah mengatakan, pemerintahnya berharap Taliban mengizinkan warga Afghanistan yang ingin meninggalkan negaranya untuk pergi dengan selamat.
Perebutan Afghanistan oleh Taliban yang terjadi begitu cepat membuat syok negara Barat. Pakar intelijen dan pertahanan pada pekan lalu memperkirakan Kabul akan direbut dalam 90 hari. Namun Taliban memasuki Kabul hanya dalam sepekan yang dilanjutkan dengan merebut pemerintahan.
Tak pelak, negara Barat tak sempat mengevakuasi warga mereka dari Afghanistan. Buntutnya, sejak Minggu terjadi penumpukan massa di bandara maupun akses ke tempat itu.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan militer AS akan berupaya semaksimal mungkin membantu warganya untuk bisa menjangkau bandara di Kabul.
“Kami akan melakukan segala upaya untuk terus mencoba dan meredakan konflik, membuka jalan bagi mereka untuk ke bandara. Saya tidak memiliki kemampuan untuk keluar dan memperluas operasi saat ini ke Kabul,” kata Austin, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/8/2021).
Lebih lanjut dia menyampaikan ketidakpuasan atas jumlah warga AS yang sudah dievakuasi. Target yang ditetapkan masih jauh dari yang diharapkan.
"Jelas jumlanya tidak mendekati seperti yang kami inginkan dalam hal angka," katanya.
Austin mengatakan saat ini ada sekitar 4.500 pasukan AS di Kabul dan tidak ada bentrokan dengan Taliban. Bahkan jalur komunikasi militer AS dengan para komandan Taliban tetap terbuka.
Editor : Haryanto