get app
inews
Aa Text
Read Next : Dihantam Badai Salju, Air Terjun Niagara di Ontario Membeku 

Amerika Angkat Kaki dari Afganistan

Jum'at, 09 Juli 2021 | 19:26 WIB
header img
Shahabuddin Delawar

KABUL, lintasbabel.id - Taliban mengklaim telah menguasai 85 persen wilayah Afghanistan, termasuk wilayah-wilayah strategis. Pengumuman ini disampaikan oleh pejabat Taliban dalam kunjungan ke Moskow, Rusia

Amerika Serikat menarik sebagian besar kekuatannya dari negara itu, termasuk meninggalkan markas utama di Pangkalan Udara Begram, pekan lalu. Penarikan kekuatan asing di bawah NATO sangat berdampak memberikan ruang gerak bagi Taliban untuk merebut wilayah-wilayah Afghanistan.

Salah seorang pejabat dari kantor politik Taliban Shahabuddin Delawar menegaskan, kelompoknya tak akan memberikan ruang gerak kepada ISIS serta memastikan keamanan di daerah perbatasan.

"Kami akan mengambil semua tindakan sehingga ISIS tidak akan beroperasi di wilayah Afghanistan dan wilayah kami tidak akan pernah digunakan untuk melawan tetangga," kata Delawar, dalam konferensi pers di Moskow, dikutip dari Reuters, Jumat (9/7/2021).

"Anda dan seluruh masyarakat dunia mungkin mengetahui bahwa 85 persen wilayah Afghanistan telah berada di bawah kendali kami," ujarnya, menambahkan.

Seorang anggtoa delegasi lainnya sehari sebelumnya juga mengatakan Taliban tidak akan menyerang perbatasan dengan Tajikistan.

Sementara itu, pejabat pemerintah Afghanistan menepis klaim tersebut dengan menyebutnya sebagai bagian propaganda. Namun beberapa pejabat daerah mengatakan, kelompok Taliban merebut sebuah distrik penting di Provinsi Herat, rumah bagi puluhan ribu minoritas Syiah Hazara.

Selain itu Torghundi, sebuah kota di perbatasan dengan Turkmenistan, juga telah direbut Taliban. Para pejuang Taliban telah menguasai sepenuhnya markas polisi, markas dinas intelijen, kantor bea cukai, dan pusat kota.

Sementara itu pasukan keamanan Afghanistan serta warga sipil melarikan diri melintasi perbatasan ke negara tetangga seperti Iran dan Tajikistan. Kondisi ini membuat Rusia khawatir kelompok radikal menyusup ke Asia Tengah.

 

Editor : Haryanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut