get app
inews
Aa Read Next : Polda Babel Lepas 177.600 Benur Lobster Hasil Sitaan ke Pulau Semujur

Setelah Dirawat Setahun Lebih, Bayi Terkecil di Dunia Ini Akhirnya Diperbolehkan Pulang

Minggu, 08 Agustus 2021 | 13:59 WIB
header img
Kwek Yu Xuan digendong orangtuanya. Foto: NUH.

SINGAPURA, lintasbabel.id - Setelah menjalani perawatan setahun lebih, sorang bayi terkecil di dunia, yang lahir prematur di Singapura, akhirnya diperbolehkan pulang. Bayi yang diberi nama bernama Kwek Yu Xuan itu, lahir pada 9 Juni 2020 di Rumah Sakit Universitas Nasional (NUH), 4 bulan dari jadwal seharusnya. Saat lahir berat Kwek hanya 212 gram, jauh di bawah perkiraan dokter yakni sekitar 400 gram. 

Berdasarkan data Tiniest Babies Registry Universitas Iowa, bayi terkecil di dunia sebelumnya, adalah seorang anak perempuan yang lahir di Amerika Serikat pada Desember 2018, dengan berat 245 gram. 

NUH menyebutkan, bayi yang lahir 4 bulan lebih awal memiliki tingkat kemungkinan hidup sekitar 70 persen. Jika selamat, kemungkinan besar baru bisa keluar rumah sakit setelah 4 hingga 6 bulan. 

Namun kondisi Kwek tampaknya lebih serius, dia harus dirawat selama 13 bulan untuk memulihkan kondisi. Kwek diperbolehkan pulang pada 9 Juli. 

Kelahiran Kwek tak diduga oleh orangtuanya, Wong Mei Ling (35) dan Kwek Wee Liang (35), warga Malaysia yang menjadi penduduk tetap Singapura.

Wong mulanya berencana melahirkan Kwek di Malaysia sehingga bisa bertemu dengan kakaknya yang kini berusia 4 tahun. Anak pertama mereka tinggal bersama kakek dan neneknya di Malaysia. 

Namun, pada 8 Juni, Wong mengeluh sakit perut sehingga dilarikan ke NUH. Dia terpaksa menjalani operasi Caesar darurat karena menderita pre-eklampsia atau tekanan darah tinggi selama kehamilan.

Setelah persalinan, perempuan yang bekerja sebagai asisten administrasi sebuah perusahaan asuransi itu terkejut mendapat kabar mengenai ukuran dan berat bayinya. 

"Saya tidak menyangka akan melahirkan begitu cepat. Kami sangat sedih karena Yu Xuan lahir begitu kecil. Tapi karena kondisi saya, kami tidak punya pilihan. Kami hanya bisa berharap dia akan terus tumbuh," ujar Wong, dikutip dari The Straits Times, Minggu (8/8/2021). 

Saat itu, kondisi Kwek sangat lemah sehingga harus bernapas dibantu ventilator lantaran paru-parunya tidak berkembang dengan baik. 

Konsultan senior Departemen Neonatologi NUH Yvonne Ng mengatakan perawatan harian menjadi masalah utama dalam menjaga Kwek, terutama pada 2 pekan pertama setelah kelahiran. 

"Kami harus berinovasi dan menemukan beberapa metode improvisasi untuk menangani bayi ini karena ini pertama kalinya kami menangani orang sekecil ini," kata Yvonne.

Dia mencontohkan, obat yang diberikan juga harus ditakar dengan tepat bahkan dosisnya sampai angka desimal. Belum lagi popok, ukuran normalnya bahkan cukup untuk menutupi seluruh tubuh Kwek saat itu. 

Setelah 13 bulan dirawat di rumah sakit, kondisi Kwek jauh membaik. Beratnya sekitar 6,3 kilogram saat diperbolehkan pulang pada bulan lalu.

Perawat di Departemen Neonatologi NUH Zhang Suhe mengatakan, kepulangan Kwek merupakan peristiwa menggembirakan bagi rumah sakit. Meskipun masih mengalami gangguan paru-paru kronis sehingga harus menggunakan ventilator di rumah, Kwek sudah bisa menjalaninya dengan normal. Bahkan dia bisa menyalakan alat itu sendiri serta minum dari botolnya. 
Sementara itu biaya yang dikeluarkan untuk perawatan Kwek mencapai 200.000 dolar Singapura atau sekitar Rp2 miliar. Keluarga mendapatkan bantuan melalui penggalangan dana online yang bahkan terkumpul melebihi tagihan, yakni 300.000 dolar.  

Setengah dari kelebihan dana itu akan digunakan untuk perawatan lanjutan Kwek dan setengah lagi dikembalikan ke platform penggalangan dana, Give Asia, untuk digunakan keluarga lain yang membutuhkan.
 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut