get app
inews
Aa Text
Read Next : Ingin Merbuk, Kenari dan Pungguk bisa Dimanfaatkan, Didit Kawal Perubahan RTRW jadi Zona Tambang

5 Jam Diperiksa Polairud, Wastam PT Timah Memilih Bungkam

Jum'at, 15 Maret 2024 | 16:26 WIB
header img
Tim gabungan saat melakukan razia di Perairan Belo Laut, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat. Foto: Lintasbabel.iNews.id/ Oma Kisma.

BANGKA BARAT, Lintasbabel.iNews.id - Satpolairud Polres Bangka Barat, melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pegawai PT Timah Tbk, perihal penangkapan 11 orang pegawai tambang dari Perairan Belo Laut, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat (Babar) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pada, Kamis (14/3/2024) dinihari tadi.

Salah satu pegawai PT Timah yang diperiksa adalah Pengawas Tambang (Wastam) PT Timah wilayah Belo Laut, Firdaus. Dia diduga diperiksa selama 5 jam oleh penyidik Satpolairud Polres Bangka Barat, dari pukul 11.30 WIB hingga pukul 16.20 WIB.

Namun, saat keluar dari Mako Polairud pada Kamis (14/3/2024) petang. Firdaus memilih bungkam, dan langsung memasuki mobil meninggalkan tempat tersebut.

Sementara itu, Kaur Bin Ops (KBO) Satpolairud Polres Bangka Barat, Iptu Mulia Renaldi, mengatakan belum bisa mengungkapkan hasil dari pemeriksaan itu.

"Nanti lah ya, kita belum tau seperti apa ini, masih mau di gelar dan di laporkan dulu ke Kapolres," ucapnya.

Sementara itu, Akiu pengurus dari CV. VBS dan Torabika yang merupakan pemilik SPK PT Timah, dari 11 orang yang diamankan,  mengatakan tidak pernah memberikan instruksi kepada para penambang untuk bekerja diluar kesepakatan dan bekerja pada malam hari.

"Saya pribadi tidak mengetahui. Kita tidak mengetahui, tidak pernah mengizinkan, saya sudah mewanti-wanti pada malam hari tidak boleh bekerja," ujar Akiu saat ditemui usai diperiksa penyidik Satpolairud Babar, Kamis (14/3/2024) petang.

Akiu juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan bertanggung jawab atas kejadian itu, dan tidak akan memakai jasa pihak yang melanggar tersebut karena bukan atas perintah perusahaan.

"Kita jasa, kita tidak pakai lagi mereka, kita cabut. Permasalahan ini jelas kita nggak tanggung jawabnya, karena bukan (perusahaan) yang perintahkan mereka bekerja," ucapnya.

Ketika ditanya perihal siapa yang bertanggung jawab atas tiga unit ponton rajuk dan 11 penambang yang diamankan itu, Akiu menyebut nama Negen yang mengelola ponton-ponton.

"Nggak tau kita (kalau beking), yang kita tau ponton ini adalah si Negen itu, yang membawa mereka. Negen yang mengelola yang tiga ini," ucapnya.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut