Senada, Eko Rosadi yang juga menanam di areal Bakau Tepi mengatakan bukan merupakan anggota kelompok tersebut. Dia bergabung menanam mangrove sejak Desember 2021 lalu.
Dia mengaku tidak mengetahui kalau sistem upah penanaman mangrove menggunakan rekening, sebab dirinya menerima upah langsung setelah pekerjaannya kelar. Eko mengatakan sempat ditawari mengikuti pananam lanjutan tahun berikutnya pada bulan Januari 2022 lalu, namun dia mendapat kabar bahwa penanaman bibit Mangrove 2022 diurungkan.
"Kemarin sempat dimintai fotokopi KTP, katanya untuk program tahun 2022. Tapi katanya programnya batal," kata Eko.
Pantauan di lokasi penanaman, ditemukan beberapa plastik polybag besar berwarna hitam yang berisi bibit mangrove yang sudah mati dan tidak ditanam. Selain itu juga terdapat plang informasi kegiatan Padat Karya Percepatan Rehabilitasi Mangrove tahun 2021 tersebut.
Di area yang dikatakan sebagai lokasi penanaman bibit mangrove ini, memang terdapat pancang penanaman bibit manggrove, namun berdasarkan pantauan di lapangan diperkirakan jumlah luasan tanamnya tidak mencapai 30 hektare.
Editor : Muri Setiawan