get app
inews
Aa Read Next : SE Satgas Covid-19 Bebaskan PCR dan Antigen Bagi Pelaku Perjalanan, Begini Ketentuannya

Studi : 1,5 Juta Anak-anak di Dunia Jadi Yatim Piatu Akibat Covid-19

Kamis, 22 Juli 2021 | 10:44 WIB
header img
Ilustrasi

PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Sebuah studi terbaru yang diterbitkan di Jurnal Lancet, melaporkan salah satu bahaya yang paling dirasakan langsung anak-anak, adalah ditinggal orangtua maupun kakek-neneknya karena meninggal akibat Covid-19. Konsekuensi menjadi anak yatim piatu dialami banyak anak di seluruh dunia.

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, 4 juta kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia dan secara spesifik. Setidaknya 2 juta anak mesti kehilangan orangtua maupun kakek-neneknya.

Fenomena anak-anak kehilangan orangtua serentak secara global pernah juga terjadi saat serangan Ebola dan HIV. Namun, pandemi Covid-19 benar-benar memberi duka mendalam bagi anak di seluruh dunia karena angka kematiannya cukup tinggi.

Studi yang dilaporkan di laman Scientific American itu, menunjukkan bahwa setidaknya 1 dari 100 anak di Peru, 4 dari 1.000 anak di Afrika Selatan, dan 1 dari 1.000 anak di Amerika Serikat kehilangan kedua orangtuanya selama pandemi Covid-19 berlangsung sejak 2020 awal.

"Jumlah keseluruhannya cukup mengejutkan, hingga awal Juli 2021, setidaknya 1,5 juta anak kehilangan orangtua. Angkanya menjadi 2 juta jika ditambah dengan data anak-anak yang kehilangan orangtua ditambah kehilangan kakek-nenek ataupun pengasuh mereka yang tinggal bersama dalam satu rumah," terang laporan tersebut, dikutip dari Okezone, pada Kamis, (22/7/2021).

Seiring dengan terus meninggalnya orangtua di tengah pandemi Covid-19, panti asuhan di beberapa negara melaporkan kenaikan jumlah penghuni. 
"Angkanya meningkat 2 kali lipat secara global pada paruh pertama 2021 dibandingkan total keseluruhan 2020," tambah laporannya.

"Kami mengumpulkan data kematian yang dikelompokkan berdasarkan usia dan jenis kelamin di 21 negara yang mencakup hampir 80 persen kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia. Kami lalu gabungkan datanya dengan data kesuburan untuk menghitung jumlah anak yang ditinggalkan," terang peneliti.

"Nah, untuk menghitung berapa anak yatim piatu, kami fokus pada orang dewasa yang mungkin adalah orangtua dengan menggunakan jumlah rata-rata anak yang dimiliki seorang pria atau wanita dari berbagai usia di setiap negara. Dari data tersebut, kami coba menarik benang merah; Jika orang dewasa pada usia tertentu meninggal di negara tertentu, berapa banyak anak rata-rata tanpa orangtua?," tambahnya.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Berita iNews Lintasbabel di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut