Viral Siswi Direkam Berbuat Asusila, Pihak Sekolah: Bukan Dipaksa, Korban yang Minta Direkam

BANDARLAMPUNG, iNews.id - Sekolah mengeluarkan pernyataan terkait dugaan perundungan terhadap salah satu siswinya yang dipaksa terlibat dalam perilaku tidak senonoh dan direkam oleh seorang teman sekelas.
Pihak sekolah memastikan bahwa video tersebut dibuat atas permintaan korban.
Oktaviani Delasani, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA, menyatakan bahwa lima siswa yang diduga sebagai pelaku perundungan telah dipanggil oleh sekolah.
Namun, kelima siswa tersebut membantah keterlibatan mereka, sebaliknya, mereka mengklaim bahwa tindakan tersebut dilakukan atas permintaan korban.
Oktaviani mengungkapkan, "Anak yang diduga melakukan itu bilang 'bu, si korban itu dia minta tolong saya videoin dia dengan pakai bahasa Korea', gitu pengakuan mereka," pada Senin (4/12/2023).
Sekolah belum melakukan pemeriksaan terhadap rekaman CCTV di dalam ruang kelas. Menurut Oktaviani, upaya sekolah saat ini terbatas pada pengambilan keterangan dari siswa yang terlibat.
Dia menjelaskan bahwa video tersebut dibuat pada Selasa (28/11/2023), namun setelah kejadian tersebut, korban masih terlihat berinteraksi dengan teman-temannya tanpa menunjukkan tanda-tanda masalah.
Oktaviani juga mencatat bahwa keluarga korban datang secara mendadak pada hari Sabtu, sehingga pemeriksaan CCTV belum dapat dilakukan.
Lebih lanjut, Oktaviani menyatakan bahwa sekolah sebelumnya tidak pernah menerima laporan perundungan dari korban, dan korban sendiri tidak pernah melaporkan kejadian tersebut.
Sebelumnya, seorang siswi SMA di Bandarlampung mengalami perundungan oleh rekan sekelasnya, yang memaksa siswi tersebut terlibat dalam perilaku tidak senonoh.
Tindakan tersebut direkam oleh teman sekelasnya dan disebarluaskan. Videonya menunjukkan siswi tersebut dipaksa mengeluarkan desahan dan menjulurkan lidah, serta diminta untuk memegang auratnya sendiri.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta