Hadirnya gadget yang seharusnya menjadi kemudahan bagi seorang pelajar, malah justru merusak kredibilitas seorang pemuda atau mahasiswa, karena hari-hari yang dilaluinya tak lepas dari handphone henggam di tangannya. Entah sebatas untuk update status atau menyaksikan konten-konten lucu.
Mahasiswa yang sadar akan kondisi lingkungan tapi tak berbuat apa-apa tidak lebih miris dari seorang mahasiswa yang merasa resah ketika handphonenya tertinggal, bukan keresahan-keresahan yang hadir karena kondisi lingkungannya.
Mahasiswa sebagai agen of change, agen of social control, iron stok konon tinggalah sebuah misteri yang menjadi dongeng, bukan sebuah arti penting bagi seorang Mahasiswa atas peran dan fungsinya, karena hari ini Mahasiswa memilih untuk menutup mata, Mahasiswa memilih menutup telinga, Mahasiswa memilih untuk bungkam dan Mahasiswa memilih untuk terpenjara dalam tembok perkuliahan.
Aku Buta, Kamu Buta, Kita Buta
Kembalikan Maha Ku
Kembalikan Maha Mu
Kembalikan Maha Kita
karna kita adalah Mahasiswa
Maha dari siswa, dan di dunia ini, Hanya ada dua Maha, yaitu "Maha Esa dan Mahasiswa".
Hidup Mahasiswa
Hidup Tak Rakyat Indonesia
Hidup Perempuan yang melawan
Artikel ini ditulis oleh: Cak Godek, Mahasiswa Jurnalistik Islam, IAIN SAS Babel.
Cak Godek, Mahasiswa Jurnalistik Islam, IAIN SAS Babel. Foto: Dokumen Pribadi.
Editor : Muri Setiawan