Sambut HUT ke-62 Pramuka, Kawarda Babel Gelar Upacara Renungan dan Ulang Janji

PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Menyambut hari Pramuka yang ke- 62 tahun, Kwartir Daerah (KWARDA) Bangka Belitung melaksanakan  peringatan upacara renungan dan ulang janji, di Sekretariat Kwarda Babel pada Minggu (13/8/2023) malam. Upacara renungan dan ulang janji dilaksankan secara sederhana dan khidmat 

Susasa pelaksanaan renungan dan ulang janji, hari Pramuka ini diberi sentuhan lilin-lilin kecil,  yang membentuk tuntas kelapa sebagai lambang kemandirian dan ketahanan sumber daya manusia. 

Baca Juga

Mahfud MD Sentil Nadiem Soal Pramuka: Tolong Pak, Dipertimbangkan!

Renungan dan ulang janji hari Pramuka ini diikuti oleh Pramuka Penegak, Pramuka Pandega dan Pramuka Dewasa yang ada di Bangka Belitung. 

"Selalu saya sampaikan kepada, adik-adik kepada kakak-kakak Pramuka, bahwa ikut Pramuka itu bukan hanya sekedar hepi-hepi, tapi bagaimana kita bisa ditajamkan rasa nasionalisme kita dan diajak untuk bisa berkontribusi kepada negeri," kata Ketua Kwarda Pramuka Bangka Belitung, Melati Erzaldi  Minggu (13/8/2023). 

Selanjutnya Melati menjelaskan upacara renungan dan ulang janji, merupakan salah satu tradisi peringatan hari Pramuka, yang dilaksanakan setiap malam menjelang tanggal 14 Agustus. 

Baca Juga

Komit Lestarikan Lingkungan, TNI dan Pramuka Saka Wira Kartika Tanam 1000 Bibit Jambu di Tepi Pantai

Dalam kegiatannya dimulai dengan melakukan perenungan terhadap usaha dan karya, setelahnya melakukan gerakan pramuka serta mengulang pengucapan janji atau Satya Pramuka. 

Selain itu peserta ulang janji, Enguine Zakeisha Alyshia Salsabila menjelaskan pelaksanan renungan dan ulang janji merupakan wujud mengingatkan siapa diri kita. 

"Pelaksanaan ini menurut saya membuat Pramuka di Bangla Belitung bisa menghayati, apa itu Pramuka, siapa kita dan menjelang Hari Pamuka yang ke- 62 tahun itu,memberikan semangat dan emosional, agar kita terus berjuang," ujarnya. 

Baca Juga

Unik! Transplantasi Terumbu Karang Berbentuk Peta Indonesia, Ditenggelamkan di Bangka

Editor : Muri Setiawan