get app
inews
Aa Read Next : Debat Kandidat Bakal Calon Ketum HIPMI Pangkalpinang, Fokus Jalani Kolaborasi 

Siapa Pemilik Batik Kultur? Pekerjanya Sebagian Besar Kaum Disabilitas

Selasa, 24 Januari 2023 | 22:11 WIB
header img
Dea valencia, pemilik Batik Kultur yang mempekerjakan kaum disabilitas. Omzet dari usahanya ini mencapai hingga Rp500 juta sebulan. Foto: Net.

JAKARTA, Linasbabel.iNews.id - Siapa pemilik Batik Kultur? Ternyata seorang pengusaha muda asal Semarang, Jawa Tengah. Dia adalah Dea Valencia, yang sukses menghadirkan Batik Kultur, tak hanya untuk pasar dalam negeri tapi juga menyasar pangsa pasar mancanegara.


Dea (baju putih), pemilik Batik Kultur bersama para pekerjanya yang sebagian besat adalah kaum disabilitas. Foto: net.
 

Kisah Dea merintis bisnis Batik Kultur, lahir dari kecintaanya terhadap batik itu sendiri. Namun, Dea melihat ada peluang bisnis dari Batik khas Indonesia ini.

Dea Valencia adalah seorang pengusaha wanita asal Semarang, Entrepreneur muda yang merupakan jebolan Sistem Informasi angkatan 2009 Universitas Multimedia Nusantara.

Mulanya, Dea mengoleksi baju-baju batik antik dan klasik. Lantas dia kemudian memiliki ide menjual baju-baju batik dengan gaya yang khas.

Produk Batik Kultur Dea adalah corak batik dengan style modern, baju batik non printing yang memiliki keunikan tersendiri.

 

Setidaknya ada 120 orang karyawan yang bekerja di usaha yang dibangun Dea ini. Menariknya, sebagian besar dari pekerja itu adalah penyandang disabilitas.

Ia sengaja memberi kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk bekerja dengannya lantaran mereka memiliki semangat dan kerja keras, terutama dalam mengangkat batik kultur.

Pada mulanya Dea hanya mempekerjakan sebanyak 15-20% dari total penyandang disabilitas yang bekerja. Namun, kini hampir 50% atau setengah dari pekerjanya adalah penyandang disabilitas. 

Karyawan difabel sengaja diajak Dea untuk mendukung mereka agar bisa hidup lebih mandiri, bisa punya karya sendiri, dan bermanfaat bagi orang. Bagi Dea, setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama.

"Aku ingin memberikan mereka kesempatan untuk memberikan kontribusi di balik perbedaan mereka. Ternyata ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari mereka seperti ketekunan dan semangat untuk belajar," ujar Dea. 

Batik Kultur produk Dea memang memiliki motif dan model yang menarik serta cocok untuk dikenakan oleh siapapun dari rentang usia berapapun. Apalagi, kini sudah banyak anak muda yang ingin memakai batik namun dengan penampilan yang tetap kekinian. 

Saat ini, usaha bisnis Dea telah sukses. Ia memanfaatkan media sosial Instagram dan Facebook untuk memasarkan produk batik kulturnya. Lebih dari 1000 potong baju batik diproduksi Dea setiap bulannya. 

Tak hanya laris manis di pasar dalam negeri, batik kultur Dea pun merambah hingga ke pasar internasional. Harga setiap potong batik kultur Dea sendiri dibanderol mulai dari Rp250.000 hingga Rp1,2 juta. Tak heran, kini Dea mampu meraup Rp300 juta hingga Rp500 juta setiap bulannya. 

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Berita iNews Lintasbabel di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut