Kapal Berpenumpang 50 Orang Tenggelam di Perairan Malaysia, 16 TKI Meninggal Dunia

JAKARTA, lintasbabel.id - Sebuah kapal yang mengangkut 50 orang penumpang, tengggelam di perairan Johor Baru Malaysia. Kapal tersebut dikabarkan mengangkut para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Kapal ditemukan karam di Pantai Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor pada Rabu (15/12/2021), pukul 05.00 waktu setempat.

Informasi tersebut disampaikan oleh Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia, Judha Nugraha. Berdasarkan informasi yang diterima Judha, sebanyak 16 orang ditemukan meninggal dunia akibat peristiwa nahas tersebut.

Baca Juga

Dihantam Ombak Besar, Kapal Nelayan Tenggelam di Pulau Semujur, 2 ABK Diselamatkan Nelayan Bagan

"Iya betul ada kecelakaan kapal boat di wilayah Johor, hingga saat ini ditemukan 16 jenazah," kata Judha saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Kamis (16/12/2021).

Informasi dari KJRI Johor Baru Malaysia, kapal tersebut mengangkut 50 orang. Sebanyak 11 orang yang terdiri dari tujuh laki-laki dan empat perempuan ditemukan meninggal dunia pada Rabu, 15 Desember 2021, kemarin. Pagi ini, ditemukan kembali sebanyak lima jenazah yang terdiri dari tiga laki laki dan dua perempuan.

"KJRI Johor Bahru telah mendatangi lokasi dan berkoordinasi dengan otoritas setempat. Saat ini msh dilakukan identifikasi jenazah," ucap Judha.

Baca Juga

Tim SAR Temukan Jasad ABK KM Surya Hasil Laut-22 yang Terbakar di Perairan Pulau Dua Tanjung Pinang

Kemudian, dilaporkan sebanyak 14 orang selamat yang terdiri dari 12 laki-laki dan dua perempuan. Dua perempuan yang selamat tersebut, satu diantaranya telah dirawat di Hospital Kota Tinggi karena kondisi kritis akibat kekurangan cairan (dehidrasi).

Sementara itu, 12 laki-laki yang selamat dari tenggelamnya kapal di perairan Johor Baru Malaysia tersebut, satu diantaranya diduga adalah pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Sebanyak 14 orang yang selamat telah diamankan oleh pihak Angkatan Tentara Malaysia (ATM) di Tanjung Sepang Kota Tinggi untuk dilakukan penyidikan. 

Editor : Haryanto