get app
inews
Aa Read Next : Rusia Tangkap Jenderal Sergey, Disebut-sebut Dalang Kudeta

Gara-Gara Perang Rusia, Stasiun TV Ini Ditutup Pemerintah

Jum'at, 09 Desember 2022 | 00:00 WIB
header img
Rain TV / Dozhd TV. Foto: Mitya Aleshkovdky /TASS.

VILNIUS, Lintasbabel.iNews.id - Otoritas operator televisi Estonia ikut berhenti menyiarkan Dozhd TV Channel yang dinilai sebagai agen propaganda Rusia, Kamis, 8 Desember 2022. Sebelumnya pemerintah Lithuania dan Latvia telah terlebih dahulu mencabut ijin siaran TV yang bersiaran dengan bahasa Rusia ini dengan alasan yang sama. 

Dilansir dari imi.org.ua, pencabutan ijin televisi yang bersiaran di beberapa negara Balkan ini, berawal dari keteledoran pembawa acara program "here and now", Alexei Korostelev yang tayang pada 1 Desember 2022. 

Dalam program tersebut, Alexei Korostelev menyebutkan upaya yang dilakukan Dozhd TV yang di beberapa negara lain memiliki nama Rain TV, untuk membantu tentara Rusia dalam hal peralatan dan fasilitas dasar, serta memberi sebutan "tentara kita" terhadap tentara Rusia. 

"Jika Anda memiliki bukti atau saksi yang dapat memberikan kesaksian tentang bagaimana mobilisasi dilakukan, wajib militer yang bertugas di area pertempuran dan dikirim ke garis depan, dan Anda ingin membagikannya, untuk berbicara tentang masalah di dalam tentara Rusia, kirim surat ke [email protected] atau SMS bot Telegram kami. Kami menjawab hampir semua orang dan banyak cerita yang dikirim ke email kami dan bot Telegram akhirnya dipublikasikan. Kami harap kami dapat banyak membantu tentara. Dengan peralatan dan kebutuhan dasar di garis depan, misalnya. Karena cerita yang diposting dan diceritakan oleh kerabat, terus terang, menakutkan," kata Alexei Korostelev dalam siarannya tersebut. 

Tayangan ini kemudian viral dan pihak managemen Dozhd TV sebenarnya sudah langsung merespon perkataan penyiarnya tersebut, dengan mengumumkan bahwa apa yang disampaikan Alexei Korostelev tidak berkaitan dengan Dozhd TV atau Rain TV. Bahkan pada hari yang sama, perusahaan langsung memecat Korostelev. 

Editor Kepala Dozhd TV, Tikhon Dziadko meluruskan bahwa Dozhd TV tidak akan pernah terlibat atau berusaha membantu tentara Rusia, dengan peralatan digaris depan ataupun di tempat lain. 

Dijelaskan Tikhon, kotak surat online [email protected] justru dibuka untuk mengumpulkan kesaksian dan bukti kejahatan perang Rusia di Ukraina, khususnya selama mobilisasi yang dinilai cacat hukum dan tidak masuk akal oleh presiden Vladimir Putin. 

“Hal ini perlu disebarluaskan, agar masyarakat umum menyadari sifat kriminal dari tindakan kepemimpinan Rusia sejak 24 Februari 2022. Semua warga negara Rusia, termasuk personel militer dan wajib militer, harus mengetahui kebenaran tentang penjahat tersebut. dan perang yang keji," kata Tikhon Dziadko seperti yang dilansir dari imi.org.ua. 

Namun upaya itu tidak terlalu banyak membantu, karena negara-negara Baltik yang sebagian besar berpihak pada Ukraina dan menentang agresi militer Rusia, memutuskan untuk memberikan sanksi berupa denda hingga pencabutan ijin operasional siaran. 

Dewan Media Massa Elektronik Nasional (NEPLP) Latvia, menjatuhkan sanksi denda €10.000 karena penggunaan kata "tentara kita" untuk menyebutkan tentara Rusia, serta menandai wilayah Krimea sebagai bagian dari wilayah teritorial Rusia. 

Tidak sampai disitu, Kepala NEPLP Latvia  Ivars Abolins, pada 6 Desember 2022 resmi mengeluarkan surat pencabutan ijin operasional siaran Dozhd TV, karema mengancam keamanan nasional dan ketertiban umum. 

Keputusan pemerintah Latvia membredel media independen Rusia ini, mendapat kecaman dari RSF "Reporter Without Borders". Dalam laman resmi organisasi hak asasi manusia ini menuliskan, bahwa pembredelan Rain TV / Dozhd  sebagai sebuah tindakan kontra produktif dalam menghadapi propaganda Rusia, serta mengancam kemerdekaan pers khususnya di Eropa. 

"Keputusan yang tidak dapat dipahami dan meresahkan untuk mencabut lisensi Dozhd di Latvia tidak layak bagi negara Eropa yang membela kebebasan pers. Penyensoran media independen Rusia ini merusak upaya untuk memerangi propaganda Kremlin, yang merupakan salah satu tujuan pemerintah Latvia," kata Jeanne Cavelier, kepala divisi Eropa Timur dan Asia Tengah RSF.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut