Menurutnya, saat ini tensi geopolitik dunia belum menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Sanksi ekonomi masih terus diberikan oleh negara Barat kepada Rusia yang berimbas buruk pada pasokan energi dunia.
"Risiko penyesuaian harga BBM masih akan tetap menghantui volatilitas inflasi dalam negeri. Selain itu, kondisi geopolitik saat ini juga menyebabkan permasalahan rantai pasokan makanan yang berpotensi pada krisis pangan," katanya.
Pemerintah dalam APBN Tahun Anggaran 2023 dirancang dengan defisit 2,48% dari PDB yang mencerminkan langkah penyehatan keuangan negara dan konsolidasi fiskal yang kredibel, hati-hati, dan tepat waktu.
"Defisit ini berasal dari selisih Pendapatan Negara yang ditargetkan Rp2.463,0 Triliun dan Belanja Negara yang dianggarkan sebesar Rp3.061,2 Triliun. Regional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sendiri mendapatkan bagian sebesar Rp9.729,05 Miliar dengan rincian Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp2.728,27 Miliar dan Transfer ke Daerah sebesar Rp7.000,78 Miliar. Sinergi dan sinkronisasi belanja pusat dan daerah terus dilakukan untuk mencapai sasaran pembangunan serta menghindari tumpang tindih dan duplikasi program," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan