get app
inews
Aa Read Next : Ketika Sains Menguak tentang Kehidupan Setelah Kematian

Sungai-sungai Terpanjang di Dunia Berhenti Mengalir, Apakah Pertanda Kiamat

Senin, 28 November 2022 | 19:02 WIB
header img
Dalam penelitian terbaru, para ilmuwan menemukan setidaknya 51 persen dari semua sungai di seluruh dunia berhenti mengalir setidaknya satu hari per tahun. Foto/dok

NEW DELHI, Lintasbabel.iNews.id - Sejumlah fenomena alam yang terjadi di dunia belakangan ini membuat sejumlah asumsi akan tibanya dengan hari kiamat. Seperti beberapa waktu lalu, terbitnya Matahari dari Utara di Sulawesi Selatan yang membuat kehebohan, karena dikaitkan dengan kiamat. Namun menurut para ahli itu adalah siklus normal. 

Beberapa temuan seperti lebih dari separuh sungai di seluruh dunia, dilaporkan berhenti mengalir secara berkala atau mengering sepanjang tahun. 

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh sekelompok peneliti di McGill University, sungai kering dapat ditemukan di semua iklim dan benua, dari Himalaya hingga India. 

 


Jalur aliran Sungai Nil. Foto: ISR

 

Sebut saja Sungai Nil, yang merupakan sungai terpanjang di dunia, juga berhenti mengalir dari waktu ke waktu. Para ilmuwan mengklaim perubahan iklim adalah penyebab utama fenomena tersebut, selain penggunaan air yang berlebihan untuk aktivitas manusia sehari-hari dan pertanian. 

Di antara sungai-sungai besar yang terkena dampak termasuk Sungai Nil, Indus dan Colorado. 

“Aliran sungai diperkirakan akan terus terpengaruh dalam beberapa dekade mendatang karena perubahan iklim global dan konsumsi air yang berlebihan. Diperkirakan 51 hingga 60 persen dari sungai sepanjang 62.764 kilometer di bumi telah berhenti mengalir secara berkala atau mengering sepanjang tahun," kata pemimpin peneliti Bernhard Lehner beberapa waktu silam, seperti dilansir dari AFP. 

Bahkan baru-baru ini dilansir dari laman Linkedin, penelitian terbaru yang dilakukan oleh NASA dan Universitas California berhasil mengungkap fakta bahwa kiamat memang sudah dekat. Kedua lembaga itu telah meneliti sistem sungai di Timur Tengah.

"Para ilmuwan menemukan selama tujuh tahun terakhir sejak tahun 2003, debit air sepanjang sungai Tigris dan Eufrat dari mulai Turki, Suriah, Irak dan Iran, telah kehilangan sebanyak 144 juta kilometer kubik, artinya sungai ini semakin mengering,” ujar Irvine dari ilmuwan NASA dan Universitas California, Amerika Serikat, dalam siaran pers bersama para peneliti lainnya. 

Dia mengatakan sekitar 60 persen dari berkurangnya air ini adalah akibat “pompa air yang terus menghisap air tanah.” Pengeringan sungai juga dilaporkan terjadi di iklim tropis dan Arktik, di mana sungai membeku sepanjang tahun.

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Berita iNews Lintasbabel di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut