BO-105 milik Indonesia diperoleh dari merakit sendiri di Bandung. Proses tersebut dimungkinkan setelah Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN, kini PT DI/PT Dirgantara Indonesia) mendapat lisensi dari MBB. Dari keseluruhan pesawat, hanya rotor dan transmisi yg disuplai oleh Jerman.
Pemerintah Indonesia menambahkan huruf N di depan helikopter ini yang pantas menjadi NBO-105. Semua produksi PT DI kemudian dinamai NBO-105, sebagaimana pesawat CASA C-212 menjadi CN-212.
Di kawasan Asia Tenggara sendiri, hanya Filipina dan Indonesia yang masih mengoperasikan heli yang setengah abad lalu jadi heli revolusioner pertama di dunia tersebut. Filipina tinggal memiliki satu unit B0-105 yang dioperasikan Resimen Penerbangan Angkatan Darat “Hiraya”. Satu-satunya Bo-105 milik AD Filipina itu berasal dari hibah taipan Manuel Velez Pangilinan pada Januari 2021.
Menukil World Air Forces edisi 2022, militer Indonesia masih mengoperasikan 22 BO-105, yakni 8 unit berada di Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal), 12 unit di Pusat Penerbangan TNI AD (Puspenerbad), dan dua unit di TNI AU dioperasikan Badan SAR Nasional (Basarnas).
Editor : Muri Setiawan