Pembungkaman Terhadap Produk Jurnalistik Lintas Bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan

Dengan begitu Imam mengakui setiap konten jurnalistik harus mendapat perlindungan Dewan Pers. Saat ditanya terkait jurnalis tidak membuka identitas korban kekerasan seksual dalam pemberitaan media kampus, Imam, yang juga mantan anggota Dewan Pers menjelaskan, jurnalis diwajibkan tidak membocorkan identitas korban karena sudah diatur dalam kode etik. Bagi Imam, melindungi identitas korban kekerasan seksual merupakan aturan paling keras di dunia jurnalistik. Apalagi korban sudah menyampaikan tidak mengungkap jati dirinya.
Sejumlah pejabat di IAIN Ambon pada 16 Maret 2022, memanggil awak redaksi Lintas. Mereka didesak supaya identitas korban perundungan seksual diserahkan ke pihak kampus. Namun Lintas menolak menyerahkan data yang memuat identitas lengkap korban kekerasan seksual dengan alasan memberikan data korban merupakan pelanggaran kode etik.
Jawaban jurnalis Lintas itu diikuti dengan ancaman pembekuan unit kegiatan pers mahasiswa tersebut oleh pejabat kampus.
"Apa pun risikonya jurnalis tidak boleh membuka identitas korban. Jurnalis boleh membuka seandainya kasus itu dibawa ke pengadilan dan hakim memerintahkan untuk dibuka. Namun jurnalis memiliki pilihan untuk membuka atau tidak membuka," kata Imam.
Editor : Muri Setiawan