Baiklah, untuk memudahkan belajar teks hikayat, berikut ini beberapa contoh teks hikayat yang sangat familiar di Indonesia:
1. Hikayat Raja-raja Pasai
Ada dua orang raja bersaudara. Yang tua bernama Raja Ahmad dan adiknya adalah Raja Muhammad. Raja Muhammad beroleh seorang anak putri yang elok parasnya di dalam sebatang bambu di tengah hutan. Dia diberi nama putri Betong. Demikian juga Raja Ahmad beroleh seorang anak laki-laki, yang dibawa oleh seekor gajah dan diberi nama Merah Gaja.
Merah Gajah kemudian dikawinkan dengan Putri Betong dan beroleh dua orang anak laki-laki, yaitu Merah Silu dan Merah Hasum. Sepeninggal kedua orang tuanya, ibunya menghilang karena sehelai rambutnya yang berwarna putih perak dicabut oleh ayahnya (Merah Gajah) dan ayahnya mati terbunuh, Merah Silu menjadi kaya raya karena dapat mengubah gelang-gelang menjadi emas.
Dia berpindah tempat tinggal dan mendirikan kerajaan . Setelah ia masuk Islam, ia bergelar Sultan Malikul Saleh dan kerajaannya disebut Samudera Darul Islam. Putranya yang bernama Malikul Tahir mendirikan Kerajaan Pasai, yang disesuaikan dengan anjing perburuannya yang mati di tempat itu. Ia berputra dua orang, Malikul Mahmud dan Malikul Mansur.
Pada waktu Pasai diserang oleh Siam, Malikul Mahmud memimpin peperangan melawannya; Siam pun kalah. Malikul Mahmud menggantikan ayahnya menjadi RajaPasai. Adiknya, Malikul Mansur, diasingkan karena dianggap bermusuhan terhadapnya. Narnun, Sultan Malikul Mahmud kemudian sangat menyesal dan pilu hatinya ketika mendengar berita bahwa adiknya telah meninggal dalam pengasingan.
Ia pun jatuh sakit dan mangkat, Ialu digantikan oleh Sultan Ahmad. Sultan Ahmad berkuasa mutlak. Putranya lima orang, yaitu Tun Beraim Bapa, Tun Abdul Jalil, Tun Abdul Fazil, dan dua orang putri (Tun Madim dan Tun Takiah Dara). Karena Tun Beraim Bapa menghalang-halangi niat Sultan Ahmad (ayahnya) yang akan memperistri putrinya sendiri, ia disingkirkan dengan dibunuh. Demikian juga Tun Abdul Jalil dibunuhnya karena Sultan Ahmad menghendaki calon istrinya adalah Putri Gemerancang, putri Maharaja Majapahit. Begitu mengetahui kekasihnya terbunuh, Putri Gemerancang menenggelamkan diri ke dalam lautan bersama dengan kepalanya.
Raja Majapahit menjadi sangat murka; Pasai diserang dan dikalahkannya. Sultan Ahmad melarikan diri dari Pasai. Pada bagian akhir hikayat itu diceritakan tentang ekspansi Majapahit ke Jambi, Palembang, dan Ujong Tanah. Kemenangan diperolehnya dimana-mana. Hanya di Suatang (Minangkabau) Majapahit tidak begitu mujur. Setelah kalah beradu kerbau karena suatu muslihat, laskar Majapahit diserang habis-habisan oleh laskar Suatang.
(Sumber: Kemendikbud)
Pesan Moral:
Balas dendam tidak akan pernah bisa mengganti sebuah nyawa yang hilang, jauhkan dari sifat kehidupan sehari-hari.
Editor : Muri Setiawan