6. Hukum Pencuri Sandal
Pemuda Pencuri: ‘Pak, sandal yang saya curi harganya hanya Rp 25.000, kenapa saya divonis sepuluh tahun penjara? Sementara koruptor mendapat hukuman yang lebih ringan, padahal uang rakyat yang mereka curi jauh lebih banyak!”protes pemuda itu.
Hakim : 'Anda merugikan satu orang Rp. 25.000. Sementara koruptor merugikan 200 juta orang dengan korupsi sebanyak dua miliar. Jika dihitung-hitung, kerugian per orang hanya Rp. 10.'
Pemuda Pencuri: 'Lalu apa yang akan terjadi pada saya, Hakim?'
Hakim : 'Setelah perhitungan, tindakan Anda jauh lebih merugikan. Jadi, saya akan menghukum Anda lebih berat daripada koruptor!’
Pemuda Pencuri: *langsung pingsan*
7. Panen Tomat
Istri :'Pa, kenapa kamu memakannya? Tomat ini belum dicuci dan masih mengandung pestisida.”
Suami :'Tahukah kamu, Bu? Tomat ini seperti papa bagi mama.'
Istri :'Apa maksudmu?'
Suami :'Aku terlalu mencintaimu.'
Istri : *tersenyum sendiri*
8. Pelajar Sekolah Internasional
Pada suatu hari di SMP negeri “Makau Timur”, ada seorang guru yang memberi tahu muridnya bahwa sekolah mereka segera berubah statusnya menjadi sekolah bertaraf Internasional.
Bu Guru: “Anak-anak, ada kabar yang bahagia untuk kita semua.” Sekolah kita, tidak lama lagi akan berubah menjadi SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Untuk menyambut ini, ibu mau tanya persiapan apa yang sudah kalian lakukan?.”
Jona: “Belajar bahasa inggris lebih tekun bu, biar bisa lancar berbicara dalam bahasa inggris.”
Bu Guru: “Bagus.. kalau kamu Dina?”
Dina: “Mempersiapkan uang, Bu.”
Bu Guru: “Loh, kok uang?”
Dina: “Iya, bu guru. Soalnya kalo status sekolah kita sudah SBI, pasti lebih mahal bayar sekolahnya daripada sekolah biasa. Pasti nanti ada iuran untuk bayar ini itu.
Bu Guru: “Sinis sekali jawabanmu, Dina! Begini loh, kalau sudah SBI artinya sekolah kita setara dengan sekolah di luar negeri. Jadi kalian kaya lagi sekolah di luar negeri,” guru itu menjelaskan.
Dina: “Tapi bu, menurut saya SBI itu adalah Sekolah Bertarif Internasional bukan Sekolah Bertaraf Internasional.”
Editor : Muri Setiawan