JAKARTA, Lintasbabel.iNews.id - Contoh teks anekdot bisa kamu pelajari dalam artikel berikut ini, dengan harapan bisa menjadi salah satu referensi kalian dalam belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Contoh teks anekdot kali ini berisi beberapa percakapan lucu dan sindiran tentang orang penting atau populer dan berdasarkan kejadian yang sesungguhnya.
Contoh teks anekdot sendiri bisa kamu buat dengan memulai dengan membuat abstrak yang berisi uraian ringkas tentang objek atau hal yang akan disindir atau dikritik. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan terhadap pelaku dan peristiwa.
Sebelumnya, kamu harus paham terlebih dahulu apa pengertian teks anekdot.
Pengertian Teks Anekdot
Teks anekdot merupakan teks yang mengandung kelucuan disertai kritikan ataupun sindiran. Anekdot mengusung cerita mengenai orang-orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Anekdot juga dapat dimaknai sebagai cerita pendek yang mempunyai tujuan untuk menyampaikan karakteristik yang menarik mengenai sesuatu atau seseorang.
Teks anekdot dianggap sebagai bentuk penyadaran sosial. Dalam cerita anekdot disajikan untuk memberikan kesadaran pada masyarakat namun tetap dapat menghibur masyarakat yang membaca teks tersebut.
Setelah memahami pengertian teks anekdot, berikut ini beberapa contoh teks anekdot yang bisa kamu pelajari.
Contoh Teks Anekdot
1. Pemuda Kikir
Pengemis : “Nak, berilah sedekah, Nak,” pinta pengemis itu.
Pemuda : “Tolong kembalikan lima ribu itu, Kakek,” katanya.
Kakek Pengemis :'Ini, Nak, kembaliannya.'
Pemuda :“Nah, Kakek, kok kembaliannya sembilan ribu, itu banyak?” tanya pemuda itu heran.
Kakek :'Oh, tidak apa-apa, Nak. Anggap saja saya sedang bersedekah.’
2. Pelajar Malas
Rendi pulang dari sekolah siang hari itu dengan wajah lesu, kemudian Ibu bertanya tentang ulangannya.
“Bagaimana ulangannya, Rendi?” tanya Ibu.
“Rendi dapat 10 soal tapi cuma 1 soal yang jawabannya betul, Bu,” jawab Rendi.
“Gak apa-apa yang penting Rendi sudah isi semua soalnya,” ibu menghibur Rendi.
“Maksudnya, Rendi cuma mengerjakan satu soal dan yang sembilan lagi enggak,” tutur Rendi takut dan wajah Ibu jadi memerah.
3. Roti Buah
Anak kecil : 'Roti apa yang Anda jual, Pak?'
Penjual Roti: ‘Banyak, Dek. Pilih saja.’
Penjual Roti: 'Ada mangga, durian, strawberry, nanas dan lainnya. Mau beli rasa apa, Dek?'
Anak kecil : 'Kamu tidak ingin menjual roti, kan? Kok bisa, yang disebut buah terus. Yang mana roti asli?’
Penjual Roti: 'Semua roti ini asli, hanya rasa buahnya saja, Dek.'
Anak kecil : 'Kamu konyol, di sini. Di mana roti seperti itu ada.’
Penjual Roti: 'Nah, saya tidak menjual roti kepada Anda, Dek,' katanya dengan nada kesal.
4. Membagi Buku
Baca Juga : 7 Contoh Teks Anekdot Pendek, Lucu, dan Lengkap
Pagi ini Ibu Yana memberikan satu buah buku untuk dua orang siswa.
“Anak-anak, sekarang kalian berbagi buku. Jadi masing-masing bisa belajar bersama,” kata Ibu Yana.
“Bu, saya sudah membagi bukunya!” Seru Lia dengan memperlihatkan buku paket dirobek jadi dua. “Buat saya satu, buat Via satu.”
“Liaaa!!!”
5. Dewan Rakyat
Suatu pagi ada Tini dan Bima sedang mengobrol bersama di depan halaman rumah menikmati hujan rintik di malam hari sembari minum kopi dan menonton YouTube
Tini : Wakil rakyat sekarang itu kerjanya bukan untuk mensejahterakan rakyat, tapi mensejahterakan keluarganya sendiri yah.
Bima : Iyalah jelas, kalo gak gitu ya gak korupsi mereka.
Tini : Iya bro, parah emang. Rakyat makin kesusahan, wakil rakyatnya makin makmur. Banyak rakyat hidup di jalanan, tapi wakil rakyatnya hidup di istana mewah. Sejahtera sekali wakil rakyat yang duduk di bangku dewan.
Bima : Tapi nih ya, wakil rakyat itu kerjanya sangat sesuai. Mewakili rakyat.
Tini : Yang bener bro?
Bima : Iya bener, kan mereka mewakili rakyat. Rakyatnya mau punya banyak uang, sudah diwakili oleh wakil rakyatnya. Mau punya mobil mewah, udah diwakilkan, mau punya rumah gede udah diwakilkan. Rakyat mau berantem juga udah diwakilkan mereka.
Tini : Berantem sama siapa bro?
Bima : Ya kan waktu sidang mereka sering tuh berantem.
“Hahahaha,” mereka tertawa bersama.
6. Hukum Pencuri Sandal
Pemuda Pencuri: ‘Pak, sandal yang saya curi harganya hanya Rp 25.000, kenapa saya divonis sepuluh tahun penjara? Sementara koruptor mendapat hukuman yang lebih ringan, padahal uang rakyat yang mereka curi jauh lebih banyak!”protes pemuda itu.
Hakim : 'Anda merugikan satu orang Rp. 25.000. Sementara koruptor merugikan 200 juta orang dengan korupsi sebanyak dua miliar. Jika dihitung-hitung, kerugian per orang hanya Rp. 10.'
Pemuda Pencuri: 'Lalu apa yang akan terjadi pada saya, Hakim?'
Hakim : 'Setelah perhitungan, tindakan Anda jauh lebih merugikan. Jadi, saya akan menghukum Anda lebih berat daripada koruptor!’
Pemuda Pencuri: *langsung pingsan*
7. Panen Tomat
Istri :'Pa, kenapa kamu memakannya? Tomat ini belum dicuci dan masih mengandung pestisida.”
Suami :'Tahukah kamu, Bu? Tomat ini seperti papa bagi mama.'
Istri :'Apa maksudmu?'
Suami :'Aku terlalu mencintaimu.'
Istri : *tersenyum sendiri*
8. Pelajar Sekolah Internasional
Pada suatu hari di SMP negeri “Makau Timur”, ada seorang guru yang memberi tahu muridnya bahwa sekolah mereka segera berubah statusnya menjadi sekolah bertaraf Internasional.
Bu Guru: “Anak-anak, ada kabar yang bahagia untuk kita semua.” Sekolah kita, tidak lama lagi akan berubah menjadi SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Untuk menyambut ini, ibu mau tanya persiapan apa yang sudah kalian lakukan?.”
Jona: “Belajar bahasa inggris lebih tekun bu, biar bisa lancar berbicara dalam bahasa inggris.”
Bu Guru: “Bagus.. kalau kamu Dina?”
Dina: “Mempersiapkan uang, Bu.”
Bu Guru: “Loh, kok uang?”
Dina: “Iya, bu guru. Soalnya kalo status sekolah kita sudah SBI, pasti lebih mahal bayar sekolahnya daripada sekolah biasa. Pasti nanti ada iuran untuk bayar ini itu.
Bu Guru: “Sinis sekali jawabanmu, Dina! Begini loh, kalau sudah SBI artinya sekolah kita setara dengan sekolah di luar negeri. Jadi kalian kaya lagi sekolah di luar negeri,” guru itu menjelaskan.
Dina: “Tapi bu, menurut saya SBI itu adalah Sekolah Bertarif Internasional bukan Sekolah Bertaraf Internasional.”
9. Periksa Kuping
Dokter : 'Apa yang terjadi dengan telinga Anda, Bu?'
Wanita : ‘Begini dok, tadi pagi saya sedang menyetrika baju. Saat saya sedang menyetrika, tiba-tiba telepon berdering. Karena refleks, saya langsung mengangkat setrika di telinga kiri saya.’
Dokter: 'Begitu, saya mengerti keluhan Anda. Jadi bagaimana jika telinga ibu ada di sebelah kanan?’
Pasien: ‘Ini dia, dok. Seseorang menelpon saya lagi.'
Dokter: Hening
10. Jawaban Benar
Jajang dipanggil Ibu Yani ketika jam istirahat sekolah.
“Jajang, Ibu tidak melihat jawaban kamu di esai. Hanya ada tulisan benar,” kata Ibu Yani sambil menunjukkan kertas ulangan Jajang.
“Oh, kan perintahnya begitu, Bu. Disana bilangnya harus mengisi setiap jawaban dengan ‘Benar’. Jadi, saya tulis jawaban benar di esai. Jajang pintar kan, Bu?”
Itulah tadi 10 contoh teks anekdot yang bisa kamu pelajari, semoga bisa menjadi referensi kamu. Selamat belajar!
Artikel ini telah tayang di celebrities.id dengan judul "Contoh Teks Anekdot Sindiran"
Editor : Muri Setiawan