CRIMEA, Lintasbabel.iNews.id - Sebuah ledakan besar terjadi, Sabtu pagi, 8 Oktober 2022, dan meruntuhkan sebagian dari kontruksi jembatan Krimea yang menghubungkan daratan Rusia dengan semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia sejak 2014. Belum diketahui pasti penyebab ledakan yang membuat jalur logistik dan amunisi utama Rusia ke garis depan pertempuran terputus.
Salah satu simbol dominasi militer Rusia di Ukraina adalah jembatan Krimea yang menghubungkan daratan Rusia dengan Penisila, Krimea. Jembatan ini dibangun setelah militer Rusia menganeksasi wilayah ini pada perang 2014 silam.
Sejak operasi militer khusus 24 Februari 2022, jembatan ini merupakan salah satu jalur penting untuk transportasi mesin perang, personil, logistik dan amunisi Rusia, terutama setelah Ukraina melancarkan serangan balik yang membuat pasukan Rusia kini terpojok di wilayah timur dan selatan Ukraina.
Ledakan yang membuat jembatan Krimea terputus dan sama sekali.tidak bisa dilalui ini, membuat situasi kian tidak menguntungkan bagi Rusia yang harus kehilangan jalur pasokan utama, sementara Ukraina dengan dukungan persenjataan melimpah dari.AS dan sekutunya.
Kremlin harus segera memutar otak agar pasukannya digaris depan pertempuran segera mendapat pasokan logistik maupun kebutuhan perang lainnya, termasuk penambahan pasukan baru.
Dilansir dari kantor berita Rusia, TASS, serangan yang terjadi pada Sabtu pagi tersebut serasal dari sebuah truk yang meledak di Jembatan Krimea dan membakar tangki bahan bakar kereta barang yang berjalan di dekat bagian relnya. Tiga orang tewas dan dua bagian timur dari bagian jalan jembatan ambruk.
Pemerintah Rusia membentuk Sebuah komisi yang diketuai oleh Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin untuk menginvestigasi peristiwa yang diyakini Rusia sebagai insiden kecelakaan tersebut.
Ukraina sendiri tidak secara terang-terangan menyatakan bertanggungjawab atas ledakan yang memutus jembatan yang punya nama lain sebagai jembatan Kerch ini.
Penasehat kepala kantor kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak menuliskan diakun twitternya bahwa jembatan yang dibangun secara ilegal diwilayah Ukraina tersebut pantas untuk dihancurkan.
"Semua yang ilegal harus dihancurkan, semua yang dicuri harus dikembalikan ke Ukraina, semua yang diduduki Rusia harus diusir," tulis Podolyak di twitter.
Sementara Amerika Serikat juga tidak mengeluarkan pernyataan resmi terkait ledakan yang diyakini banyak pihak akan menjadi salah satu moment krusial yang sangat menentukan akhir pertempuran.
"Kami telah melihat laporan ledakan di jembatan itu tetapi tidak ada lagi yang bisa ditambahkan tentang situasi itu saat ini," kata Juru Bicara Departemen Pertahanan Letnan Kolonel Garron Garn mengatakan kepada Kantor Berita Rusia,TASS.
Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi permintaan komentar dari TASS.
Editor : Muri Setiawan