Sejak penggulingan Mubarak, Ikhwanul Muslimin merasakan kebebasan sesaat serta memilih Mohamed Mursi sebagai presiden pada 2012. Setahun kemudian militer Mesir menggulingkan Mursi. Al Qaradawi pun mengecam keras tindakan keras militer terhadap kepemimpinan Ikhwanul Muslimin yang sah, dipilih berdasarkan pemilu yang demokratis.
Dia juga menyerukan pemboikot pemilu 2014 yang mengantarkan panglima angkatan bersenjata Mesir Abdel Fattah Al Sisi menjadi presiden.
"Tugas bangsa adalah melawan para penindas, menahan tangan dan membungkam lidah mereka," kata Al Qaradawi, merespons terpilihnya Sisi.
Atas perlawanannya, Al Qaradawi dijatuhi hukuman mati dalam sidang in absentia di pengadilan Mesir pada 2015. Dia divonis hukuman mati bersama Mursi dan sekitar 90 orang lainnya terkait pembobolan penjara pada 2011. Tuduhan yang tak masuk akal karena saat itu Al Qaradawi berada di Qatar.
Dia juga mengecam Saudi karena mendukung Sisi. Pada 2014 setelah Saudi dan sekutu menarik dubes dari Doha, Al Qaradawi menghentikan ceramah dengan alasan ingin mengurangi tekanan terhadap Qatar. Meski demikian dia masih mengkritik para penguasa Mesir yang baru.
Editor : Muri Setiawan