JAKARTA, lintasbabel.id - Ditengah kencangnya aksi demonstrasi menolak kenaikan BBM. Pertalite disebut-sebut berpeluang turun harga. Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkap peluang itu masih bisa terjadi, namun dengan sejumlah persyaratan.
"Iya, nanti kita lihat kalau harga minyak membaik ya insya Allah (harga Pertalite bisa turun)," kata Arifin kepada wartawan di Hotel Ayana MidPlaza, Jakarta Pusat, Jumat (9/9/2022).
Sebagaimana diketahui, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengutarakan tidak menutup kemungkinan bahwa Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax akan mengalami penyesuaian. Mengingat, harga minyak mentah dunia terus bergerak fluktuatif.
Melansir data dari Bloomberg bahwasanya harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2022 turun 1,35 persen ke level US$ 91,58 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober 2022 turun 1,53 persen ke level US$ 85,55 per barel.
"Mungkin saja (turun), kan gini kalau hari ini kan harga minyak mentah di US$ 95'an per barel. Kalau harga minyak menjadi US$ 75 atau US$ 65 per barel alhamdulillah. Ya pasti harga BBM Pertamax turun," kata Menteri BUMN saat ditemui usai acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta.
Mantan pemilik klub sepak bola Inter Milan itu mengutarakan bahwa naik turunnya harga BBM Pertamina juga akan menyesuaikan nilai subsidi dari pemerintah. Dengan begitu perlu ada penyesuaian kembali juga mempertimbangkan harga keekonomian.
"Nah artinya apa harga BBM turun, ya pasti ada revisi tapi kan tergantung berapa nilai subsidi yang masih diberikan saat itu," kata Erick.
Editor : Muri Setiawan