PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Usai membuat heboh dengan status WhatsApp mempertanyakan jabatannya, Wakil Walikota Pangkalpinang, Muhammad Sopian, kembali membuat pernyataan mengejutkan. Dirinya mengaku ingin berhenti menjadi wakil walikota tepat tanggal 14 November 2021.
"Saya targetkan tanggal 14 November sekarang tahun ini," kata Sopian, saat ditemui jurnalis di ruang kerjanya, Kamis (4/11/2021).
Masa jabatan Sopian bersama Maulan Aklil yang saat kampanye mengusung jargon SMS (Senyum Molen Sopian) sebagai kepala daerah, masih menyisakan waktu 2 tahun lagi. Meski sempat terpikir untuk mundur dari jabatan strategis tersebut, Sopian akhirnya mengurungkan niatnya itu, demi kepentingan yang lebih luas.
"Namun, karena melihat situasi seperti ini dan saya merasa saya disini dipilih oleh rakyat, kalau saya mengundurkan diri, berarti saya mengkhianati masyarakat. Jadi, niat mengundurkan diri saya batalkan. Saya akan berjuang sesuai kemampuan saya," ujarnya.
Sopian mengatakan, alasannya memilih mundur waktu itu, karena merasa tak dianggap sebagai bagian dari Pemerintahan Kota Pangkalpinang. Salah satu kerja yang tidak ditindak lanjuti, kata Sopian, adalah persoalan terkait Tim Kreatif Walikota.
"Saya hampir putus asa. Saya tidak diberi peluang untuk masuk. Mungkin kawan-kawan (media,-red) masih ingat saat saya sidak Tim Kreatif Walikota, waktu itu saya mengajak inspektur untuk ke diknas dan lainnya. Apa kenyataannya? belum diproses, belum dikerjakan sesuai prosedur. Siang itu langsung Bu Sekda, Kepala Diskominfo langsung konferensi pers menyatakan bahwa Tim Kreatif Walikota tidak ada masalah," katanya.
Padahal menurut Sopian, pekerjaan tersebut (Tim Kreatif Walikota) tidak profesional.
"Kalau menurut pandangan kacamata saya, ini pekerjaan yang tidak profesional. Seharusnya kalau sudah membawa inspektur, ya harus diaudit dulu lah. Jadi dengan kejadian itu saya merasa dihalang-halangi," ucap Sopian.
Kendati merasa tak dianggap, mantan Camat Rangkui ini tetap masuk kantor seperti biasa.
"Ya tetap ngantor. Kegiatan ya seperti ini, diisi dengan penuh tekanan kebatinan dan lain sebagainya," tuturnya.
Editor : Muri Setiawan