BELITUNG TIMUR, lintasbabel.id - Masih tingginya angka perkawinan usia anak jadi perhatian khusus pada Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2022 Kabupaten Belitung Timur (Beltim) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Dengan Peringatan HAN, angka perkawinan usia anak dapat jadi perhatian bersama seluruh pihak.
Data dari Pengadilan Agama Tanjungpandan, tahun 2020 lalu tercatat sebanyak 150 kasus untuk kondisi dan angka perkawinan di bawah usia 18 tahun. Diperkirakan angka lebih besar lagi mengingat banyak yang tidak tercatat.
“Jumlah ini harus kita tekan lebih rendah lagi. Mengingat, betapa banyak anak yang masa depannya terhambat akibat perkawinan usia anak,” kata Plt. Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DSPMD) Kabupaten Beltim Ronny Setiawan dalam Laporan Ketua Panitia Pelaksanaan HAN Tahun 2022 Kabupaten Beltim di Auditorium Zahari MZ, Kamis (21/7/2022).
Perkawinan Usia Anak berpotensi meningkatkan angka kekerasan dalam rumah tangga dan naiknya angka perceraian. Yang lebih memprihatinkan lagi, pola asuh yang diberikan kepada generasi selanjutnya menjadi tidak baik.
Anak seharusnya mendapatkan perlindungan dan pemenuhan hak. DSPMD melalui Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak akan terus berupaya dan bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat untuk mengatasi hal ini secara bertahap,” ujar Ronny.
Hal ini sangat sejalan dengan tema HAN yang diusung tahun ini yakni ‘Anak Terlindungi, Indonesia Maju’. Yang bermakna pemerintah sangat serius menangani berbagai isu terkait perlindungan anak.
"Kita terus berkomitmen untuk senantiasa berupaya menjamin pemenuhan hak dan perlindungan anak di Kabupaten Beltim, sebagai perwujudan Kabupaten Layak Anak yang dianugerahkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI,” kata Ronny.
Sementara itu, Bupati Beltim Burhanudin dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten I Bidang Adminitrasi Pemerintahan menghimbau dan mengajak semua pihak untuk bersama-sama fokus menangani permasalahan anak di Kabupaten Beltim seperti tingginya angka putus sekolah, pernikahan dini dan kekerasan seksual terhadap anak.
Karena tentunya untuk mengatasi ini bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga dibutuhkan peran dan dukungan seluruh pihak untuk saling bahu membahu dan meningkatkan kepedulian akan kondisi anak di Beltim,” ajak Sayono saat membuka Peringatan HAN Kabupaten Beltim.
Namun masih banyak anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Padahal kata Sayono yang punya peranan terpenting dalam kehidupan dan tumbuh kembang anak.
Pola pengasuhan positif, pemenuhan kebutuhan anak akan makanan bergizi dan sehat serta menanamkan nilai agama dan moral dalam kehidupan. Ini yang dibutuhkan anak,” kata Sayono.
Peran orang tua dalam pengasuhan positif yakni dengan membangun ikatan emosional, kasih sayang, perhatian dan rasa aman serta lain sebagainya. Anak juga perlu diajarkan cara menyelesaikan masalah.
Maka dari itu marilah kita sebagai orang tua mengajarkan segala kebaikan kepada anak-anak serta menjadi tauladan. Agar mereka nantinya menjadi SDM yang bermanfaat bagi bangsa dan agama serta tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif,” ujar Sayono.
Editor : Muri Setiawan