KEPULAUAN Bangka Belitung (Babel) adalah sebuah provinsi ke-31 di Indonesia, setelah Provinsi Maluku Utara, Provinsi Banten, Provinsi Irian Barat dan Provinsi Irian Tengah. Provinsi ini berupa dibentuk berdasarkan undang-undang (UU) nomor 27 tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dikeluarkan pada 4 Desember 2000. Provinsi ini terletak di Selat Malaka.
Provinsi Kepulauan Babel sendiri telah disahkan pada 9 Februari 2001 namun berulang tahun pada setiap tanggal 21 November, dan terdiri dari 470 pulau-pulau dengan 2 pulau besar yang terkenal dengan nama Pulau Bangka dan Pulau Belitung.
Sebelum menjadi daerah otonom, Kepulauan Babel masuk ke dalam provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Letaknya yang strategis dan berada dalam jalur perdagangan laut, membuat kebudayaan di Kepulauan Bangka Belitung sangatlah unik dan beragam.
Terjadi akulturasi budaya Tiongkok, Melayu, hingga Arab yang membuat provinsi ini memiliki produk kebudayaan yang khas dan unik. Termasuk juga menyangkut pada tarian, musik, rumah dan terutama pakaian adatnya.
Pakaian adat Kepulauan Babel memiliki perpaduan kebudayaan Arab dan juga Tionghoa. Pada mulanya, saudagar Arab yang berdagang di kawasan Bangka Belitung menikah dengan perempuan tionghoa dan mengenalkan pakaian untuk pernikahan yang bercorak arab dan juga tionghoa.
Karena pakaian tersebut terlihat indah dan juga menarik, masyarakat adat setempat mulai mengenakan pakaian yang sama seterusnya, hanya saja dipadukan dengan corak kebudayaan Bangka Belitung setempat.
Pakaian adat ini umum dipakai pada acara pernikahan. Pakaian ini merupakan wujud beberapa akulturasi dari kebudayaan arab, tionghoa, dan melayu . Nama pakaian adat Bangka Belitung ini sendiri disebut Baju Seting dan juga Kain Cual.
Baju seting merupakan pakaian yang digunakan khusus oleh wanita. Baju seting adalah baju kurung bangka belitung yang berwarna merah dan terbuat dari kain beludru atau kain sutra.
Dalam penggunaannya, biasanya baju kurung ini dipadupadankan dengan bawahan berupa kain cual. Kain Cual Bangka belitung atau lebih dikenal dengan Limar Muntok merupakan jenis kain asli Bangka Belitung yang dibuat dengan metode tradisional tenun ikat.
Motif dari Kain Cual sendiri ada dua macam yaitu motif corak penuh yang biasa disebut Motif Penganten Bekecak dan motif ruang kosong yang biasa disebut Motif Jande Bekecak.
Jika dilihat secara sekilas, corak motif dalam Kain Cual Bangka Belitung cukup mirip dengan kain songket khas kota Palembang. Akan tetapi, terdapat perbedaan pada bentuk motif hiasannya. Kain Cual Bangka Belitung memiliki motif berupa bentuk-bentuk bunga, seperti bunga cengkeh dan bunga cempaka atau motif tumbuhan dan hewan.
Di samping menggunakan baju kurung dan juga Kain Cual, para perempuan dalam masyarakat adat Bangka Belitung juga mengenakan beberapa aksesoris tambahan seperti mahkota emas dengan ornamen paksian, penutup dada yang berbentuk teratai, bunga cempaka, bunga goyang, kuntum cempaka, daun bambu, sari bulan, pagar tenggalung, serta tutup kepala yang berupa kembang hong.
Para perempuan tersebut juga mengenakan kalung Anting panjang, hiasan di samping telinga berupa sepit, gelang pending sebagai ikat pinggang, dan juga ronce melati pada pakaian yang dikenakan.
Selain pakaian khusus para perempuan, terdapat juga setelan pakaian Bangka Belitung khusus untuk laki-laki. Para laki-laki Bangka Belitung menggunakan jubah arab merah tua yang dipadupadankan dengan selendang atau selempang yang disampirkan pada bahu kanan. Untuk bawahannya, mereka dapat menggunakan celana dengan warna yang yang dipadukan.
Baik atasan jubah, maupun bawahan celana, dilengkapi juga dengan aksesoris dan pernak-pernik yang sesuai seperti halnya dengan baju adat bangka belitung khusus perempuan. Para laki-laki Bangka Belitung pun juga menggunakan pending selop atau sandal arab di kakinya untuk alas kaki.
Baju seting sendiri berupa baju kurung bangka belitung biasa dengan warna merah atau merah tua yang dibuat dari kain bludru atau kain sutra. Baju ini dipadukan dengan bawahan berupa kain cual. Kain ini juga sering disebut kain lasem atau kain besusur. Berbeda denan baju seting, kain cual sendiri merupakan kain asli budaya Bangka Belitung yang dibuat dengan metode tradisional tenun ikat.
Selain menggunakan baju atasan dan juga kain bawahan, pengantin perempuan akan mengenakan beberapa aksesoris untuk melengkapi dan mempercantik penampilannya saat menggunakan pakaian adat Bangka Belitung ini. Untuk baju adat bangka belitung anak biasanya hampir sama dengan baju adat bangka belitung biasanya Cuma berbeda ukuran saja.
Aksesoris Pengantin Perempuan Adat Bangka Belitung:
- Mahkota emas dengan ornamen khusus yang disebut paksian.
- Teratai atau penutup dada yang dikenakan pada baju.
- Tembang cempaka.
- Tembang goyang.
- Daun bambu.
- Kuntum cempaka.
- Pagar tenggalung.
- Sari bulan.
- Tutup sanggul atau yang disebut juga dengan kembang hong sebagai hiasan kepala.
- Kalung Anting panjang.
- Sepit udang untuk hiasan yang diletakkan di telinga kiri dan kanan.
- Gelang Pending untuk ikat pinggang.
- Hiasan Ronce Melati pada baju yang dikenakan.
Untuk pengantin laki-laki, masyarakat asli Bangka Belitung menggunakan sebuah jubah panjang khas jubah arab dengan warna merah tua yang khas. Jubah tersebut dilengkapi oleh selendang atau selempang yang disampirkan pada bahu kanan pengantin pria. Untuk bawahannya, mereka menggunakan celana panjang biasa dengan warna kain yang sama warna dengan atasannya.
Baik jubah maupun celana bawahan dilengkapi dengan perna pernik dan motif yang sama dengan pakaian adat Bangka Belitung pengantin perempuan. Selain itu juga, ada pula alas kaki khusus yang digunakan oleh pengantin pria, yaitu yang bernama pending selop atau sandal Arab sebagai alas kaki.
Sumber: Pakaian Adat Bangka Belitung
Editor : Muri Setiawan