get app
inews
Aa Read Next : Fenomena Suara Sama di Pileg Kota Pangkalpinang, Akademisi UBB: Diatur di PKPU Nomor 6 Tahun 2024

Menuju Indonesia Emas 2045, Siapkah Indonesia Menjadi Generasi Emas?

Sabtu, 18 Juni 2022 | 18:27 WIB
header img
Ilustrasi Indonesia Emas 2045

MENGHADAPI Bangkitnya Generasi Emas Indonesia tahun 2045, diperlukan pembangunan pendidikan dalam perspektif masa depan, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern, serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa, karena Bangsa Indonesia tak akan dapat berubah menjadi lebih baik jika bidang pendidikan, baik menyangkut bahan ajar, kompetensi tenaga pengajar, sarana prasarana pendidikan, maupun kesejahteraan pengajar, tidak ditingkatkan dan diperbaiki.

Cita-cita dan impian Indonesia untuk tahun 2045 adalah berdaulat, maju, adil dan makmur. Untuk itu harus didukung dengan empat pilar yang menopangnya, yakni 1) pembangunan SDM dan penguasaan iptek, 2) perkembangan ekenomi berkelanjutan, 3) pemerataan pembangunan, dan 4) ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.

Dalam pembangunan yang berkelanjutan, Indonesia telah ikut menyepakati dokumen Sustainable Development Goals (SDGs) dengan salah satu fokus pada tujuan secara global peningkatan kualitas pendidikan. Implementasi kesepakatan tersebut telah dikeluarkan Peraturan Presiden (PP) No.59/2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, antara lain dengan menetapkan tujuan global pendidikan yakni menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.

Dan salah satu yang berpengaruh penting dalam menuju Indonesia emas 2045 adalah Tenaga Pengajar Guru-guru pendidikan, dan para dosen yang berperan penting dalam memberikan Pendidikan baik pendidikan umum serta karakter generasi muda. Sayangnya, gaji pengajar honorer, bahan ajar, dan kompetensi pengajar belum tersentuh perbaikan.

Bagaimana bisa menjadi Indonesia maju jika hanya fokus pada sistem dan infrastruktur, sedangkan manusianya cenderung terabaikan? Indonesia akan maju jika tidak hanya kompetensi tenaga pengajar yang ditingkatkan, tetapi juga para pejabat dari tingkat lurah, camat, bupati, wali kota, gubernur, menteri, hingga presiden. Kemudian semua harus dipilih yang visioner, jujur, mumpuni, dan berkarakter. Jika tidak dirubah dari sekarang, jangan menyesal jika tahun 2045 nanti, cita-cita ”Indonesia Emas” tetap sekadar slogan yang tak mewujud.

Namun demikian untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas adalah dasar untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Kemajuan besar telah dibuat terhadap peningkatan akses pendidikan di semua tingkatan dan meningkatkan angka partisipasi di sekolah terutama bagi perempuan.

Keterampilan keaksaraan dasar telah meningkat pesat, dunia telah mencapai kesetaraan dalam pendidikan dasar antara anak perempuan dan anak laki-laki, namun beberapa negara telah mencapai target di semua tingkat pendidikan. Anak-anak indonesia kedepannya dapat menjadi SDM unggul yang akan memimpin bangsa ini.

Perlindungan anak merupakan amanat dari negara yang tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak serta diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2021 guna menyelenggarakan perlindungan anak secara khusus. Selain itu, peran orang tua sangat penting dalam membimbing dan menjadi panutan bagi anakanaknya sehingga mereka tidak terjerumus pada hal-hal negatif yang merugikan masa depan anak.

Indeks Perlindungan Anak merupakan patokan dari capaian perlindungan anak di Indonesia. Indeks capaian tersebut mengalami kenaikan pada tahun 2020 sebesar 66,89 dibandingkan tahun 2018 yang hanya sebesar 62,72. Akan tetapi salah satu persoalan yang menghambat kemajuan pendidikan di dunia internasional secara global adalah belum sinkronnya grand design atau blue print perencanaan jangka panjang atas pembangunan pendidikan yang bersifat strategis dan visioner mengikuti perkembangan global.

Akibatnya, pembangunan pendidikan nasional berjalan tanpa roh dan panduan yang lebih visioner, serta cenderung pragmatis dan berorientasi jangka pendek.

Dalam menyongsong Generasi Emas 2045, bonus demografi harus disikapi dengan baik. Pembangunan manusia Indonesia harus ditopang dengan kebijakan pengendalian populasi penduduk yang memadai, yang bertujuan untuk memelihara keseimbangan antara pertumbuhan dan penyebaran penduduk.

Selain pengendalian pertumbuhan penduduk, pemerataan sebaran penduduk harus dilakukan agar tidak terpusat di sentra-sentra pembangunan ekonomi tertentu. Angka urbanisasi harus dapat ditekan. Kebijakan populasi penduduk harus dilaksanakan seiring dengan kebijakan pemerataan pembangunan ekonomi dan desentralisasi.

Dalam mengelola bonus demografi, faktor pendidikan sangat menentukan. Pendidikan memang bukanlah persoalan yang mudah, bila ditanam sekarang maka baru dapat dirasakan hasilnya pada 10 hingga 20 tahun mendatang. Maka dari itu, bangsa Indonesia harus bersinergi untuk mewujudkan Generasi Emas 2045 (100 tahun Indonesia Merdeka). Persoalan-persoalan dapat dipecahkan bersama-sama dengan berkolaborasi, karenanya pendidikan yang bermutu harus terus diupayakan oleh semua pihak.

Menurut interpretasi penulis bahwa para tenaga pendidikan Seperti guru,dosen serta orangtua adalah kunci, mereka adalah mutiaranya agent of change, pelaku perubahan agar menghasilkan manusia Indonesia yang religius, cerdas, produktif, andal dan komprehensif melalui layanan pembelajaran yang prima terhadap peserta didiknya, sehingga terwujud Generasi Emas tahun 2045.

Oleh karena itu menurut saya gaji pengajar dibidang pendidikan seperti honorer tidak ada salahnya untuk ditingkatkan agar mereka bisa semaksimal mungkin mengajar generasi muda tanpa memikirkan cara mendapatkan tambahan uang dikarenakan gaji yang tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari hari karena mereka berperan penting dalam hal ini.

Tetapi kemauan Diri sendiri merupakan penentu utamanya karena percuma saja di didik sebaik mungkin jika tidak ada kemauan dari diri sendiri untuk mempersiapkan diri untuk generasi emas 2045 yang akan datang hanyalah angan-angan semata maka dari itu pentingnya menjadi pribadi yang cerdas dan berkarakter.

 

Artikel ditulis oleh Azandra Siti Zahara, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung (UBB).

Editor : Muri Setiawan

Follow Berita iNews Lintasbabel di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut