SALAM Sehat!. Stunting atau kerdil merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan.
Tentu tidak ada satupun orangtua didunia ini menginginkan anaknya stunting karena setiap orangtua ingin buah hatinya bisa bertumbuh menjadi manusia yang baik.
Persoalan ini masih menjadi hal yang penting untuk dapat dituntaskan di provinsi Bangka Belitung karena di beberapa Kabupaten/Kota masih ditemukan kasus stunting yang perlu segera ditangani.
Perwakilan BKKBN Provinsi Bangka Belitung sendiri sudah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten/Kota masing-masing.
Angka kasus stunting tertinggi di Provinsi Bangka Belitung itu sendiri masih dipegang oleh Kabupaten Bangka Barat. Sejauh ini persoalan stunting khususnya di Kabupaten Bangka Barat adalah hal yang masih diupayakan pemerintah untuk dapat dituntaskan sejak tahun 2018 sebesar 23,5 persen, selain itu ada Kabupaten Belitung Timur sebesar 22 persen dan Kabupaten Bangka Tengah sebesar 20 persen.
Menurut data Desa Lokus Intervensi Stunting Kabupaten Bangka Barat Tahun 2022 ada di Kecamatan Simpang Teritip yaitu, Desa Simpang Gong sebanyak 23 balita (jiwa), Desa Ibul sebanyak 59 balita (jiwa), Desa Peradong sebanyak 37 balita (jiwa), Desa Kundi sebanyak 78 balita (jiwa), Desa Simpang Tiga sebanyak 85 balita (jiwa), Desa Air Menduyung sebanyak 37 balita (jiwa), dan Desa Bukit Terak sebanyak 36 balita (jiwa),
Dan di Kecamatan Kelapa yaitu, Desa Dendang sebanyak 83 balita (jiwa), Desa Tugang sebanyak 60 balita (jiwa), Desa Tuik sebanyak 14 balita (jiwa), dan Desa Pangkal Beras sebanyak 46 balita (jiwa).
Sependapat dengan pernyataan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bangka Belitung, bahwa memang dominasi tingginya kasus berkaitan erat dengan pernikahan usia dini yang tinggi karena belum siap secara mental dan pengetahuan yang rendah.
Sebenarnya kunci penting untuk dapat mencegah stunting ada pada orang tua itu sendiri terlepas dengan pendidikan yang rendah atau tidak asalkan dapat mempelajari cara yang baik mencegah stunting.
Dari sini kita kupas bahwa anak normal akan tumbuh dengan normal pada usianya sementara anak stunting akan tumbuh dengan tinggi badan lebih pendek di usia yang sama.
Stunting dapat dicegah dengan mengingat kode angka 8 yaitu menguasai 8 poin penting untuk orang tua yang menyayangi buah hatinya terutama dalam masa emas pertumbuhan anak yaitu 1000 hari pertama kehidupan.
Perlu diketahui jumlah anak stunting di Indonesia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara dan hal ini tidak hanya ada pada keluarga ekonomi menengah kebawah saja tapi juga keluarga yang kelas menengah ke atas meskipun perbandingannya lebih tinggi untuk kelompok keluarga miskin.
Kita bahas yang gizi dulu, perlu diketahui kalau 60 persen anak tidak mendapatkan asi eksklusif yang mempunyai manfaat untuk tumbuh kembang anak, ditambah dari 3 anak, ada 2 diantaranya tidak mendapatkan MP ASI yang Bergizi, serta masih banyak penyebab lainnya.
Angka 8 ini sangat erat kaitannya dengan gizi dan sanitasi sesuai dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk pencegahan stunting.
Poin pertama ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi, gizi lengkap yang didalamnya karbohidrat, lemak, protein, multi vitamin, mineral semuanya mudah diserap. Selain itu juga terkandung zat kekebalan, sel darah putih, hormon, dan enzim yang pas untuk buah hati.
ASI eksklusif dimaksud pemberian ASI saja sejak 0-6 bulan jangan bercampur dengan makanan atau minuman lain karena dapat mempengaruhi produksi ASI, resiko infeksi, alergi, dan yang terpenting ikatan dengan si buah hati dan ibu serta terpenting lebih hemat karena tidak repot beli susu formula.
Poin kedua Berikan Makanan Pendamping (MP) ASI, kapan ? ketika buah hati menginjak usia 6-24 bulan. Tidak sembarang pemberian MP ASI wajib memperhatikan usia, frekuensi, jumlah, kekentalan, variasinya, dan kebersihan. MP ASI dapat diberikan setelah memberikan ASI. Jangan lupa berikan kapsul vitamin A ketika bayi berusia 6 bulan.
Poin Ketiga Pemenuhan dan Perkembangan Kebutuhan Anak. Beberapa cara untuk membantu perkembangan bayi 0-6 bulan yang dapat dilakukan adalah sering memeluk dan menimang bayi dengan penuh kasih sayang, tatap mata bayi dan ajak tersenyum, bicara hingga menyanyi. Di usia 3 bulan kenalkan buah hati pada lingkungan sekitar rumah. Dan masih banyak stimulasi yang dapat dilakukan untuk bayi, juga bawa anak 3 bulan sampai 2 tahun ke Faskes untuk diberikan pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
Poin keempat Imunisasi sebagai upaya meningkatkan kekebalan tubuhnya dari penyakit sehingga ketika terpapar penyakit maka resiko sakit akan lebih kecil. Imunisasi merupakan program wajib bagi orangtua kepada anaknya untuk mencegah agar tidak mudah jatuh sakit. Imunisasi dasar dibawah 1 tahun adalah HB, Polio atau IPV, BCG, DPT, DPT, DPT, Hib, dan Campak sedangkan imunisasi lanjutan adalah DPT, HB, Hib lanjutan, dan campak lanjutan.
Poin kelima merawat anak yang baik masuk dalam aspek pertumbuhan jasmani dan perkembangan kemandiriannya. Luangkan waktu orang tua untuk buah hati sekedar mendengar dan pahami segala keterbatasannya. Bisa mengajarkan sikap mengasihi, agama, lingkungannya, dan jiwa sosial si buah hati. Sesuaikan makanan dengan umurnya termasuk makanan selingan. Terpenting bayi perlu bermain sebagai proses belajar dan berkembang.
Poin keenam gunakan air bersih yang juga bermanfaat untuk mencegah penyakit lain seperti diare, tifus, disentri, kolera, mata, dan lain-lain. Air bersih dapat dicirikan dengan kasatmata yakni tidak keruh, tidak berbau, jernih, bebas endapan, tawar, dan tidak berwarna, juga dapat diukur suhunya dalam keadaan normal. Selain itu jarak sumber air jauh dari jamban minimal 10 meter, tidak ada genangan disekitar sumber air, tidak ada kotoran atau sampah atau lumut pada lantai dan permukaan.
Poin ketujuh Memakai Jamban Sehat yang bermanfaat untuk lingkungan menjadi bersih tidak berbau, tidak mudah tercemar sumber air dan tanah, serta tidak muncul lalat atau kecoa. Syarat jamban sehat tidak mengakibatkan penyebaran bahan berbahaya akibat kotoran manusia, dan mencegah vektor pembawa penyakit dilingkungan sekitar.
Poin kedelapan cuci tangan pakai sabun dalam hal ini dapat dibaca juga lengkap di artikel saya sebelumnya. Ada 6 langkah cuci tangan Pertama basahi tangan gosok sabun ditelapak tangan terus usap kedua telapak tangan pelan-pelan dengan arah memutar, kedua usap dan gosok kedua punggung tangan bergantian, ketiga gosok sela-sela jari tangan sampai bersih, keempat bersihkan ujung jari bergantian dengan posisi saling mengunci, kelima gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian, dan keenam ujung jari diletakkan ke telapak tangan dan gosok perlahan terakhir bilas dengan air bersih yang mengalir baru dikeringkan. Hal ini dapat dilakukan sebelum makan, sebelum menyusui, setelah beraktifitas, dan setelah BAB.
Penanggulangan kasus stunting ini disampaikan kepala perwakilan BKKBN Provinsi Bangka Belitung dengan cara intervensi gizi spesifik dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-6 bulan, dan ibu menyusui dengan anak usia 6-24 bulan. Juga gizi sensitif seperti sanitasi meliputi akses air bersih, bahan pangan, layanan kesehatan dan keluarga berencana, JKN, Jampersal, dan hal yang sudah dibahas di kode angka 8 tadi.
Artikel ditulis oleh Chairul Aprizal, SKM (Anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Bangka Belitung. Bertugas di bidang Promkes UPT.Puskesmas Air Bara Kabupaten Bangka Selatan)
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait