PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Ada satu hal yang menarik dari aksi unjuk rasa mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Bangka Belitung (BEM UBB), Kamis (21/4/2022) siang.
Aksi yang dinamai Panggung Rakyat ini juga membagikan sejumlah barang kebutuhan pokok kepada masyarakat secara gratis.
"Ada Minyak Goreng, gula dan pertalite. Ini semua gratis kami bagikan kepada masyarakat, sebagai bukti keberpihakan kawan-kawan mahasiswa terhadap situasi yang terjadi saat ini, dimana harga minyak goreng, gula dan BBM melambung," kata Presiden Mahasiswa UBB, Pahlevi.
Masyarakat yang menerima paket gratis ini, juga dapat mengutarakan uneg-uneg mereka di secarik kertas, kemudian ditempelkan di papan aspirasi rakyat.
"Aspirasi ini murni dari masyarakat, bukan dibuat-buat oleh kami. Tapi inilah kenyataan kondisi saat ini, bahwa masyarakat, bahwa rakyat butuh perhatian pemerintah, sementara apa-apa susah didapat karena harganya tinggi. Pemerintah harus hadir untuk rakyat, bukan untuk kepentingan para mafia disana," lanjutnya.
Para mahasiswa dalam orasinya menyatakan penolakan keras wacana perpanjangan periode jabatan presiden dan pengangkangan konstitusi.
"Menuntut dan menolak kenaikan harga BBM, menuntut evaluasi kebijakan PPN 11% prioritas pemerintah. kami juga memberikan ultimatum kepada pemerintah untuk mengusut tuntas mafia dibalik kelangkaan minyak goreng, BBM subsidi serta bahan pokok lainnya," kata Pahlevi.
Pengunjuk rasa juga mendesak pemerintah untuk menghentikan aktivitas perusahaan sawit yang bersifat eksploitatif, dan merampas lahan warga masyarakat.
"Mendesak pemerintah membuat kebijakan yang mengatur prioritas kebutuhan CPO domestik. Serta memperketat pengawasan dalam segala aktivitas perekonomian," lanjutnya.
Selain itu, para mahasiswa juga menyatakan menolak UU Cipta Kerja yang dinilai penuh tipu muslihat, beserta peraturan turunannya.
"Tolak pembahasan RUU Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang hanya bertujuan memuluskan revisi UU Ciptaker. Kami juga meminta pemerintah untuk menghentikan Proyek Strategis Nasional yang menindas rakyat. Termasuk penghentian pembangunan ibu kota negara (IKN). Tolak komersialisasi pendidikan yang bercorak kapitalis," katanya.
Tak lupa, di Hari Kartini 21 April ini, para mahasiswa ikut menyuarakan keberpihakannya kepada kaum perempuan.
"Lawan penindasan terhadap perempuan," kata Pahlevi.
Aksi yang sempat diguyur hujan ini berlangsung tertib dibawah pengamanan aparat kepolisian setempat.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait