JAKARTA, lintasbabel.id - Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin mengatakan, percepatan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas menjadi target pemerintah. Dirinya mendorong agar vaksinasi untuk guru dan pelajar terus digenjot.
“Masalah belajar tatap muka ini merupakan target yang ingin kita percepat. Maka vaksinasi di kalangan pelajar guru-guru, jadi sesuatu yang harus diprioritaskan,” kata Ma'ruf saat melakukan peninjauan vaksinasi dan pembelajaran tatap muka di Provinsi Banten, Kamis (16/9/2021).
Maruf menyebut, bahwa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang selama ini secara daring atau online dinilai tidaklah optimal. Bahkan ada potensi para murid tidak belajar sama sekali jika ada kendala internet.
“Menurut informasi yang kita peroleh memang pendidikan melalui daring itu tidak optimal. Jadi sangat kurang, apalagi kalau daerahnya internetnya blank atau tidak tertangkap, lemah. Kan mereka sebenarnya tidak belajar, bukan lagi belajar daring tapi tidak belajar,” ujarnya.
Seperti diketahui saat ini sejumlah sekolah telah menjalankan PTM terbatas. Maruf menilai pelaksanaan PTM ini disambut gembira oleh semua pihak.
“Melihat pembukaan sekolah-sekolah tatap muka dan luar biasa. Mereka menyambut dengan baik, sangat gembira, karena sudah lama mereka mengharapkan itu,” ungkapnya.
Meski begitu dia tetap menekankan pentingnya menjaga protokol kesehatan. Hal ini mengingat belum dapat diketahui kapan covid-19 akan berakhir.
“Karena itu pemerintah meminta walau sudah divaksin tetap menjaga protokol kesehatan,” katanya.
Pada kesempatan itu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengaku sangat bahagia melihat banyak sekali daerah yang sudah memulai PTM terbatas.
“Saya hanya ingin menekankan sekali lagi bahwa vaksinasi itu harus mengejar tatap muka. Bukan tatap muka yang mengejar vaksinasi. Jadinya sekolah-sekolah di level 1 sampai 3 itu harus segera melaksanakan tatap muka terbatas. Karena kalau tidak, kita tidak akan berlatih untuk protokol kesehatan baru. Termasuk PAUD dan SD,” ujarnya.
“Nah barulah tugasnya vaksinasi adalah untuk mengejar tatap muka terbatas tersebut untuk memastikan prioritas nomor satu adalah tenaga pendidik, guru dan tenaga pendidik. Baru setelah itu murid2 di atas umur 12 dan juga orang tua murid,” lanjutnya.
Dia menekankan bahwa vaksinasi bukan menjadi kriteria tatap muka tapi jika semua gurunya sudah lengkap divaksinasi wajib mengerjakan tatap muka.
“Jadi sekali lagi vaksinasi yang mengejar tatap muka terbatas bukan sebaliknya. Itu satu hal yang ingin saya tekankan,” katanya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait