Angka perkawinan anak yang cukup tinggi di Kepulauan Bangka Belitung juga menjadi penentu. Pilihan menikah usai tamat SMA/SMK/Sederajat dianggap hal yang wajar, padahal untuk menjadi orang tua memerlukan bekal pemahaman dan pendidikan termasuk kesiapan untuk menjadi orang tua agar bisa memberikan gizi yang maksimal sehingga anak yang lahir tidak menjadi stunting.
Di sini peran penting bagi remaja untuk memahami hal ini agar tak menikah di usia muda, memahami pentingnya menempuh pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi agar bisa menjadi calon orang tua yang matang secara emosional, secara ekonomi, dan matang secara intelektualitas, sehingga mampu menjadi orang tua yang bisa mencetak generasi yang berkualitas.
Di samping itu, sebagai Gen-Z yang memasuki era digital saat ini perlu memahami tentang kecakapan digital atau literasi digital agar paham tentang pentingnya pendidikan tinggi. Pemahaman akan literasi digital atau cakap digital memberikan kemudahan dalam mengakses berbagai informasi terkait pentingnya pendidikan, perkembangan dunia pendidikan di daerah lain, bahkan negara lain yang semakin pesat. Dengan demikian, melalui Babel semakin cakap digital, pemahaman pentingnya pendidikan tinggi akan semakin meluas, dan diharapkan akan meningkatkan minat para siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Dengan begitu, pemerataan pendidikan dalam konsep Indonesia Sentris akan terwujud. Pemerataan pendidikan bagi seluruh warga negara, hingga ke pelosok desa bisa dirasakan. Semoga semua pihak bisa mengambil peran penting dalam meningkatkan minat remaja untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi, terutama orang tua dan remaja itu sendiri.
Penulis: Lisia Ayu
Foto: Saktio
Editor:Imelda
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait