SULAWESI SELATAN, lintasbabel.id - Sebanyak 1.059 ekor hewan di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, ditemukan tidak layak kurban. Hal itu usai Dinas Peternakan dan Perikanan (DP2) Kota Makassar melakukan pemeriksaan kelayakan hewan kurban untuk disembelih pada lebaran Idul Adha 1442 Hijriah. Sejumlah hewan tak layak kurban tersebut diantaranya sapi sebanyak 893 ekor, dan 166 ekor kambing.
Kepala Bidang Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DP2 Kota Makassar, Herliyani mengatakan dari hasil laporan tim kesehatan hewan sebagian besar ketidaklayakan disebabkan oleh hewan yang belum cukup umur. Sisanya disebabkan cacat hingga berkelamin betina.
"Yang paling banyak sapi kita temukan, ada 783 ekor yang tidak cukup umur, kalau kambing kita ada 138 ekor," ujarnya seperti dikutip dari SINDOnews, Selasa (20/7/2021).
Kondisi cacat atau tidak sempurna yang ditemukan khusus sapi yaitu untuk scrotum atau kelamin yang tidak sempurna sebanyak 9 ekor, pincang 17 ekor, sakit 7 ekor, cacat 1 ekor, 5 ekor scabies (penyakit kulit menular) dan betina sebanyak 43 ekor.
Untuk kambing 15 ekor betina, 1 ekor scrotum tidak sempurna, 3 ekor sakit, 4 ekor orf (infeksi khusus pada kambing dan domba), 3 ekor cacat dan 2 ekor katarak.
Hingga saat ini, total yang sudah diperiksa oleh DP2 Kota Makassar bersama tim kesehatan hewan ada sebanyak 5.504 hewan.
"Dari jumlah itu yang kita kasi kartu sehat sebagai jaminan kesehatan hewan sudah ada sebanyak 4.513," katanya.
Herliyani melanjutkan, data tersebut hanya sebatas jumlah hewan yang diperjualbelikan. Sementara untuk pemotongan hingga memeriksa kelayakan daging, pihaknya baru melakukan pendataan hari ini, Rabu (21/7/2021).
"Jadi kita akan kembali turun pada H+1, tim yang terdiri dari 150 orang tenaga kesehatan akan menyebar ke seluruh tempat-tempat pemotongan untuk lihat kelayakan itu," katanya.
Erly mengaku, pemeriksaan pemotongan dan kualitas daging dimaksudkan untuk menghindari adanya daging yang terkontaminasi cacing. Utamanya jenis cacing pita genus Taenia yang berpotensi mengakibatkan infeksi cacing pita.
"Jadi yang kita periksa itu organ dalamnya, yang kita curigai ada yang terindikasi ada cacing, itukan kita harus pilah agar bisa dibagikan ke masyarakat, tadi mereka sementara turun di lapangan, jadi belum ada rekapannya," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait