SANA'A, Lintasbabel.iNews.id - Meski mendapat respon militer keras dari koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dan Inggris, kelompok bersenjata Houthi masih leluasa melancarkan aksi terornya, yang menghantui pelayaran sipil di kawasan Teluk Aden dan Laut Merah. Sejumlah serangan terhadap kapal-kapal niaga dilaporkan terjadi di kawasan tersebut.
Juru Bicara Kelompok Ansar Allah atau yang lebih dikenal dengan sebutan pemberontak Houthi, Yahya Sarea mengklaim pihaknya telah meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal asing di perairan Teluk Aden sebagai balasan atas serangan AS dan Inggris yang menyasar sejumlah fasilitas milik Ansar Allah/Houthi.
Houthi mengaku bertanggungjawab terhadap serangan rudal ke kapal Chem Ranger yang berbendera Kepulauan Marshall di teluk Aden.
“Pasukan Angkatan Laut Yaman telah melakukan operasi di Teluk Aden, di mana sebuah kapal AS, Chem Ranger, diserang dengan beberapa rudal anti-kapal,” kata Sarea dalam siaran langsung Al Masirah, sebuah saluran televisi milik Houthi.
Menurut otoritas pelayaran, Chem Ranger terdata sebagai kapal berbendera negara Kepulauan Marshall yang sedang mengangkut bahan kimia dari Jeddah Arab Saudi menuju Kuwait.
Sementara, Otoritas Operasi Perdagangan Maritim Inggris menyatakan, setidaknya dua insiden terjadi di lepas Pantai Yaman pada Kamis (18/1/2024) malam. Serangan pertama terjadi sekitar 85 mil laut tenggara Kota Ash Shihr di Yaman.
Serangan kedua yang juga dilaporkan, sebuah perusahaan keamanan maritim yang berbasis di Inggris, Ambrey mengatakan bahwa empat kendaraan udara tak berawak (UAV) mendekati dan mengitari kapal tanker milik AS berbendera Kepulauan Marshall sekitar 87 mil tenggara Mukalla Yaman.
Satu insiden lain lagi, yang dicatat oleh UKMTO, terjadi 115 mil laut tenggara pelabuhan Aden di Yaman. Menurut Ambrey, drone juga mendekati kapal tanker yang berbendera Kepulauan Marshall.
Menyusul meningkatnya konflik Palestina-Israel di Jalur Gaza tahun lalu, Kelompok Houthi memperingatkan bahwa mereka akan melancarkan serangan di wilayah Israel sambil melarang kapal-kapal yang terkait dengan negara Yahudi tersebut melewati perairan Laut Merah dan Bab el-Mandeb.
Houthi menyatakan baru akan menghentikan terornya jika Israel mengakhiri operasi militernya di Palestina.
Sejauh ini, Komando Pusat Departemen Pertahanan AS (CENTCOM), Kelompok Pemberontak Yaman telah menyerang lebih dari 20 kapal dan kapal sipil di Laut Merah sejak pertengahan November 2023.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait