PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Sang Merah Putih berkibar dengan gagah di langit Negeri Serumpun Sebalai. Lagu kebangsaan Indonesia Raya, ikut mengiring tiap detik sang saka menuju tiang tertinggi, memaknai kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.
Berkibarnya sang saka menandai suksesnya tugas yang dijalankan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Prov. Kep. Babel), pada upacara detik-detik kemerdekaan ke-78 Indonesia, di Halaman Kantor Gubernur Babel, Kamis (17/8/2023).
Tiga orang yang tergabung dalam tim 8 Paskibraka menjadi aktor utama pengibaran bendera dalam momen paling krusial, dan sakralnya prosesi upacara tahunan ini. Ketiganya yaitu Baruna Rehan Prakasa (pengibar), Kevin Erdanta (jangkar), dan Fakhar Radityia Rezky Fauzi (penggerek).
Mereka berhasil menunaikan perannya masing-masing, dan menjadikan upacara peringatan kemerdekaan Indonesia yang disaksikan para pimpinan tertinggi di Babel seperti Panjabat (Pj) Gubernur Suganda Pandapotan Pasaribu, beserta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel berjalan sukses.
Baruna Rehan Prakasa
Pemuda kelahiran Tanjungpandan, 31 Desember 2007 ini merupakan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Belitung. Putra sulung dari pasangan Daru Wiyono (ayah), dan Yuliarni (ibu) ini didaulat sebagai pengibar.
Ia berhasil membentangkan bendera dengan sempurna. Gugup dan bahagia diakuinya menjadi perasaan berbeda yang berubah hanya dalam hitungan detik.
"Tugas (pengibar) yang saya emban sangat penting, dengan posisi (bendera) yang harus benar, tegas, melambangkan merdekanya Indonesia. Pasti gugup, karena ini tugas berat. Tetapi, saya bangga setelah menjalani latihan, dan usaha keras yang saya lakukan," katanya.
Namun, dikatakan Baruna, semua itu dapat dilaluinya berkat dukungan moril yang ia terima dari orang-orang terdekat, khususnya orang tua, teman-teman paskibraka, pelatih, pamong, dan para pembina. Selain itu, prinsipnya untuk menuju kesuksesan menjadi alasan Baruna mampu membuktikan diri.
"Alhamdulillah, saat pengibaran bendera lancar. Saya yakin dalam hati bahwa kita bisa, harus bisa, dan pasti bisa! Setelah meyakini itu saya bisa menjalani tugas ini," kata Baruna.
Kevin Erdanta
Perasaan yang sama dirasakan Kevin Erdanta. Bertugas sebagai jangkar, gugup menyelimuti dirinya sepanjang upacara. Sebab, siswa SMA Negeri 1 Sungailiat kelahiran 30 November 2006 ini tahu betul pentingnya tugas yang ia emban. Terlebih, ia harus tampak sempurna di hadapan orang nomor satu di Kep. Babel. Gugup itu pun terbayarkan dengan rasa bangga.
"Tetapi, setelahnya saya lega sekali. Seperti hilang beban yang dijalankan proses pelatihan. Bagi saya ini sangat penting, terlebih saya menjadi jangkar membanggakan sekali, karena ada kedua orang tua yang menonton. Ada kebanggaan disaksikan langsung," kata sulung dari pasangan Erwendy (ayah), dan Yunita (ibu) ini.
Fakhar Radityia Rezky Fauzi
Semangat, dan nasionalisme yang tinggi tampak dari gurat wajah Fakhar Radityia Rezky Fauzi. Ada kebanggaan dalam dirinya berseragam serba putih paskibraka. Menurut siswa SMA Negeri 1 Pangkalpinang ini, kepercayaan yang diberikan kepadanya harus dibayar dengan penampilan terbaik.
Perannya sebagai penggerek bendera pun dianggap sebagai pengabdian seorang generasi muda untuk bangsa, dan negara. Oleh karena itu, ia selalu menerima semua hal yang diajarkan sang pelatih. Kini, jerih payah, lelah yang dirasa mampu dibayar anak dari pasangan Ruslan Fauzi (ayah), dan Rusmini (ibu).
"Tujuan kami berlatih untuk mengibarkan bendera tanda kemerdekaan Indonesia. Kami berlatih terus-menerus agar kami mencintai tanah air, menanamkan jiwa nasionalisme dalam diri masing-masing. Insyaallah saya bangga," kata pemuda kelahiran 14 Agustus 2006.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait