BELITUNG TIMUR, lintasbabel.id - Hal terpenting dari pelaksanaan budi daya kacang-kacangan adalah memastikan hasil panen memiliki pembeli.
Hal ini ditegaskan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, kepada warga petani Desa Danau Nujau, Gantung, Kabupaten Belitung Timur, dalam Bimbingan Teknis Teknologi Budi Daya Aneka Kacang Pada Lahan Pasca Tambang, di Kantor Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP), Selasa (06/07/2021). Gubernur menyebut, potensi holtikultura bisa dikembangkan di lahan bekas tambang yang ada di Bangka Belitung.
Gubernur yang berhasil membawa Kepulauan Bangka Belitung meraih penghargaan sebagai provinsi dengan penurunan kerawanan pangan terbaik selama 2018-2020 ini, mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan pengetahuan tentang bercocok tanam terutama di lahan bekas tambang.
IP2TP dibawah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTB) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sedang mengembangkan tanaman kacang-kacangan yang sangat cocok ditanam di lahan bekas tambang, sebagai tanaman pioner untuk memulihkan kualitas tanah. Baik dari sisi geologi, kimia, dan fisika tanahnya.
Bimtek ini merupakan upaya pengembangan budi daya kacang kedelai di Bangka Belitung dengan inisiasi dan dukungan dari BPTP Babel terkait kegiatan pengembangan lahan bekas tambang, mengingat lahan bekas tambang luasannya cukup banyak di Babel.
"Suka tidak suka lahan ini harus dimanfaatkan untuk aktivitas masyarakat, salah satunya sektor pertanian. Pertanian bisa dilakukan di lahan ini dengan banyak jenis tanaman yang bisa dilakukan," tutur Gubernur.
Pada kesempatan ini, Gubernur Erzaldi juga menyarankan kepada petani untuk bekerja sama dengan menjadi keanggotaan koperasi atau korporasi agar pembeli dan petani bersepakat harga untuk musim panen tiba.
"Tanaman kacang-kacangan ini bisa menjadi tambahan penghasilan bagi petani lada atau perkebunan lain, agar bisa menahan penjualan hasil panen komoditi pokoknya saat harga turun hingga harga kembali stabil," jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Babel, Juaidi, mengungkapkan pelatihan ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan petani, tentang budi daya kacang-kacangan di lahan bekas tambang.
"Mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama, dan penyakit hingga panen," jelasnya.
Warga petani menyambut dengan antusias untuk mencoba pengelolaan tanaman kacang kedelai di lahan bekas tambang, sebab pada kesempatan bimtek juga disampaikan peluang untuk mendapatkan bantuan terkait dengan tanaman kedelai.
DPKP Babel memiliki program tanaman kedelai tahun ini untuk lahan seluas 2.000 hektar.
Pihak Desa Danau Nujau juga menyatakan sanggup menyiapkan lahan seluas 5 hektar ditambah dengan lahan-lahan miliki pribadi petani.
Kacang-kacangan ini sedang didorong sebagai tanaman pemulihan lahan bekas tambang. Setelah kacang-kacangan di tanam dalam kurun waktu tertentu, dijelaskan Juaidi, bisa memulihkan kesuburun tanah sehingga berikutnya dapat digunakan untuk tanaman lain seperti buah-buahan, sayuran, dan juga tanaman perkebunan.
"Peluang Ini sedang kita lakukan bersama BPTP karena BPTP memiliki banyak penelitian untuk melakukan kaji draft teknologi serupa," jelasnya.
"Lahan bekas tambang ini menjadi potensi pertanian ke depan, juga menjanjikan terutama untuk tanaman pangan," ujar Juaidi.
Dilakukan juga penanaman perdana bibit kopi hasil budi daya bibit di kawasan IP2TP yang juga merupakan salah satu pilihan tanaman tumpang sari, oleh Gubernur Erzaldi.
Selain itu, Gubernur Erzaldi juga menjanjikan akan memberikan bibit sapi unggulan kepada para peternak di Danau Nujau, khususnya peternak yang pernah kehilangan sapi peliharaannya dan mengalami kerugian akibat banjir.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait