Stunting Menjadi Penghambat Penyiapan Generasi Unggul
Namun demikian saat ini, kita dihadapkan pada masalah st1unting yang dapat menjadi penghambat dalam penyiapan generasi unggul dan berkualitas di masa mendatang itu.
Stunting masih menjadi masalah yang cukup luas di banyak negara, termasuk Indonesia. Menurut data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, prevalensi angka stunting di Indonesia tahun 2022 sebesar 21,6 persen pada anak balita. Angka ini menunjukkan bahwa hampir satu dari tiga anak balita mengalami stunting, yang mengindikasikan tingkat kekurangan gizi yang signifikan.
Stunting memiliki dampak yang signifikan pada pembangunan karena berdampak pada berbagai aspek kehidupan individu, masyarakat, dan negara secara keseluruhan. Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia dan ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa.
Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang tentunya akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Jika masalah stunting ini tidak dientaskan sejak saat ini, maka akan menjadi ancaman untuk mewujudkan target Indonesia Emas 2045.
Faktor Penyebab Stunting
Stunting merujuk pada kondisi pertumbuhan terhambat secara kronis pada anak, biasanya terjadi pada masa 0-5 tahun. Stunting terjadi ketika anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari standar yang seharusnya sesuai dengan usia mereka. Pengukuran yang umum digunakan untuk mengidentifikasi stunting adalah Indeks Antropometri (tinggi badan per usia).
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait