PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) untuk memaksimalkan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) untuk penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
"Bukan vaksin saja, kami juga berikan anggaran untuk suntikan vaksin Rp25 ribu kemudian pengobatan Rp10 ribu dan untuk penandaan (eartag) sapi yang sudah divaksin Rp25 ribu," kata Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, Jumat (30/9/2022) di Kota Pangkalpinang.
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, mengatakan, pihaknya mendorong hal itu, mengingat tahun ini adalah terakhir.
Menurutnya Kementan sudah menyiapkan 29 juta dosis vaksin yang didistribusikan ke seluruh provinsi. Vaksin yang di distribusikan tersebut disertai dengan anggaran BOP dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Ia mengakui, anggaran BOP untuk setiap satu ekor sapi tersebut belum dimaksimalkan di setiap provinsi.
"Babel BOP untuk PMK ini baru terserap 70 persen, makanya kami tanya kepala dinasnya sanggup berapa. Karena sayang jika anggaran yang sudah ada tidak dimaksimalkan," ujarnya.
Ia menambahkan, jika anggaran untuk vaksin, pengobatan dan penandaan hewan ternak ini tidak dimaksimalkan maka akan dikembalikan ke pemerintah pusat lagi.
"Kan sayang anggaran sudah ada tidak maksimal, anggaran untuk PMK ini berasal dari Dana PEN dan ini tahun terakhir. Jika tahun ini penggunaanya tidak maksimal maka akan kembali ke pusat," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait