PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Sekda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Naziarto mengungkapkan filsopi motif Pucuk Rebung (bambu) di baju Paksian khas Babel yang dikenakan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Pidato Kenegaraan Tahunan 2022 di Gedung MPR RI, Selasa (16/8/2022). Motif Pucuk Rebung, kata Naziarto melambangkan kerukunan dan kesejukan.
Presiden Jokowi mengenakan Paksian, pakaian adat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Sidang Tahunan MPR tahun 2022.(foto: tangkapan layar)
"Bambu itu tumbuh atau bertunas, kemudian tumbuh lagi menjadi besar, rimbun, panjang umurnya, biasanya langka itu, beratus tahun bisa tumbuh tanpa mati. Sehingga apa yang dikenakan Pak Jokowi melambangkan kerukunan, kesejukan bagi kita semua, dan penuh harapan menggapai Indonesia ke depan," kata Naziarto, Selasa (16/8/2022).
Ia mengatakan Kepala Negara tidak salah pilih menggunakan baju adat Babel motif Pucuk Rebung tersebut, karena secara filosofi Pucuk Rebung itu berasal dari bambu yang melambangkan berbagai makna mendalam.
"Juga melambangkan pertumbuhan di dalam perekonomian dan kesejahteraan, betul-betul menjadi pilihan yang terbaik oleh Presiden di dalam pidato kenegaraan hari ini. Semua mata orang terbelalak, ini menunjukkan Pak Jokowi pemersatu bangsa, dan setiap tahun dilakukan selalu berganti baju adat yang dikenakan, bahwa 34 provinsi di republik ini betul-betul diperhatikan Kepala Negara Pak Jokowi," tuturnya.
Ia juga merasa bangga dan berbahagia pada momentum Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tahun 2022 ini baju adat Bangka Belitung dipakai orang nomor satu di Republik ini.
"Ini menunjukkan baju adat Paksian Babel menjadi terkenal di seluruh Nusantara, di depan anggota dewan, senator terhormat. Baju adat itu dikenakan oleh Pak Presiden Jokowi dan dilihat semua yang menyaksikan pidato hari ini, kami Pemprov Babel mewakili Pj Gubernur Babel merasa bangga dan bahagia," katanya.
Ia menilai pidato kenegaraan Presiden Jokowi di Gedung MPR RI bukan hanya dilihat kalangan bangsa Indonesia saja tetapi kalangan duta besar dan para negara sahabat.
"Karena apa, pidato kenegaraan di Gedung MPR RI tersebut bukan hanya kalangan bangsa Indonesia saja tetapi kalangan yang mulia duta besar dan para negara sahabat. Otomatis ini memperkenalkan Babel di mata internasional. Jadi kita berterimakasih kepada Presiden," kata Naziarto.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait