KILAS balik utang Indonesia pada periode Presiden yang berbeda, perlu untuk diketahui. Pada akhir Maret 2022, realisasi pembiayaan utang tercapai sebesar Rp149,6 triliun atau 15,4% pagu APBN 2022, yang terdiri dari realisasi SBN (Neto) sebesar Rp133,61 triliun dan realisasi Pinjaman (Neto) sebesar Rp15,99 triliun.
Menurut hasil Article IV yang dirilis oleh IMF, kondisi utang Pemerintah Indonesia tergolong manageable dan diperkirakan akan stabil di angka 41% PDB dalam jangka menengah. Berdasarkan UU Keuangan Negara No.17 Tahun 2003, batas rasio utang terhadap PDB adalah 60%.
Berikut ini kilas balik utang Indonesia pada periode Presiden yang berbeda, mulai dari era Soeharto hingga Jokowi, dilansir dari IDXChanel, Senin (25/4/2022)
Era Presiden Soeharto
Di era kepemimpinan Soeharto, rasio utang terhadap PDB cukup tinggi, bahkan hampir menyentuh angka 60%. Saat era Orde Baru tersebut, rasio utang Indonesia mencapai 57,7% terhadap PDB, yang mana utang Pemerintah sudah mencapai Rp551,4 triliun, sementara PDBnya berada di angka Rp955,6 triliun.
Era Presiden BJ Habibie
Beralih ke masa kepemimpinan Presiden BJ Habibie, rasio utang terhadap PDB justru melambung tinggi. Utang yang ditanggung oleh Pemerintah adalah sebesar Rp938,8 triliun, sedangkan PDBnya di angka Rp1.099 triliun. Angka tersebut membuat rasio utang Pemerintah terhadap PDB menjadi sebesar 85,4%.
Editor : Muri Setiawan