BANGKA BARAT, lintasbabel.id - Setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi Covid-19, pesta adat Perang Ketupat kembali digelar oleh masyarakat Tempilang di pesisir Pantai Pasir Kuning, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Minggu (27/3/2022). Beberapa atraksi khas Perang Ketupat, tersaji dalam gelarannya.
Rangkaian acara dimulai dengan tradisi Tari Serimbang dan Kedidi, kemudian dilanjutkan dengan pertarungan antara dua pendekar yang dinamai tradisi Serambok, tradisi Ngancak, ritual doa, tradisi Perang Ketupat sebagai acara puncak, dan terakhir ritual melarung miniatur sebuah kapal ke laut.
Sesuai dengan namanya, acara adat ini berlangsung dalam kondisi para peserta saling melempar ketupat sebagai senjata dalam Perang Ketupat.
Menurut ketua panitia pelaksana, Sahanan Ali, Perang Ketupat disamping sebagai tradisi mempererat tali silaturahmisi antar masyarakat, juga simbol persatuan masyarakat Tempilang.
"Tradisi perang ketupat adalah bentuk ikatan silaturahmi antar warga, jadi ini harus terus kami lestarikan. Ini ada empat desa sekitar yang kami kumpulkan, tanpa perlu kami komunikasikan, mereka berbondong-bondong mensukseskan acara," kata Sahanan Ali.
Sementara, Bupati Bangka Barat Sukirman menyampaikan, pesta adat Perang Ketupat Tempilang ini, sebagai salah satu cara mempromosikan wisata budaya dari Bangka Barat ke masyarakat luas.
"Iya ini selain memperkuat tali silaturahmi, juga kami minta anak anak muda untuk mengekspos kegiatan ini. Karena perbedaan wisata budaya dengan daerah lain, kita harapkan mereka mau memperkenalkan tradisi ini ke masyarakat luas," ujar Sukirman.
Sementara, Iyan Juma (52) salah satu warga setempat mengaku antusias datang ke pesta adat perang ketupat.
"Oh senang lah datang ke sini ke tempat perang pak, terakhir ke sini empat tahun lalu. Ini datang sama anak, saya tidak jauh rumahnya dekat sinilah," ujar Iyan Juma.
Para peserta saling lempar ketupat, dalam tradisi Perang Ketupat Tempilang, Bangka Barat. (Foto : lintasbabel.id/ Rizki Ramadhani).
Editor : Haryanto