get app
inews
Aa Text
Read Next : Masih Penyelidikan, Tersangka Kecelakaan Beruntun di Cambai Bangka Tengah Belum Ada

Tabrakan Beruntun yang Menimpa Sopir Tangki di Cambai, Krisna: Almarhum Lelah, Tuntutan Perusahaan

Rabu, 08 Januari 2025 | 20:42 WIB
header img
Krisna, sahabat M Wahyu sopir truk yang meninggal dunia saat tabrakan beruntun di Desa Cambai, Bangka Tengah. Foto: Lintasbabel.iNews.ID/ Rachmat.

BANGKA TENGAH, Lintasbabel.iNews.ID - Krisna (24) warga Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), yang merupakan sahabat dari Muhammad Wahyu Saputra (21), pengemudi 1 unit mobil tangki yang meninggal dunia karena mengalami tabrakan beruntun di Jalan Raya Cambai, Kabupaten Bangka Tengah pada Selasa (7/1/2024) kemarin, mengungkapkan korban memang dalam kondisi lelah.

Apalagi, korban sempat bercerita kepada Krisna belum mendapat libur dari perusahaan tempatnya bekerja yakni PT. Mentari Sawit Makmur (MSM), yang berada di Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan.

Krisna mengatakan, Wahyu adalah teman dekatnya sejak 1 tahun lalu, yang mana Krisna ini bekerja di Kantor Pos dan juga bekerja sampingan di PT. MSM.

"Kami sempat bertemu sebelum tabrakan beruntun terjadi, sekira pukul 14.49 wib, sedangkan kecelakaan terjadi sekira 15.30 wib. Wahyu ini nelpon saya, ngajak ketemu di warung antara Desa Penyak dan Pantai Kebang Kemilau, kebetulan saat itu saya juga mau balik ke Pangkalpinang," ucap Krisna yang sempat bertemu dengan Wahyu beberapa menit sebelum kejadian.

Krisna mengaku, teman dekatnya ini memang sudah kelelahan, karena tidak ada jeda narik minyak.

"Saya pribadi punya firasat dia lelah, karena ada tekanan dari perusahaan, harusnya dari selesai pengapalan itu ke tongkang, kita sudah memenuhi kemauan perusahan 18 trip, tapi keputusan perusahaan tetap lanjut harus narik minyak, jadi sopirnya kewalahan semua, gak ada pakai libur, mestinya kasih jeda," tutur Krisna.

Dikatakan Krisna, bahkan sebelum kejadian tabrakan beruntun, almarhum Wahyu sempat menabrak trotoar.

"Keluhan ini juga sempat diceritakan almarhum ke saya, almarhum bilang capek dan lelah, bahkan sempat nabrak trotoar di Koba, bahkan wajahnya pucat," tutur Krisna.

Kemudian, setelah pertemuan tersebut Wahyu dan Krisna melanjutkan perjalanan.

"Ketika sampai ujung Namang, kami berpisah, karena saya ada tuntutan pekerjaan dari Pos, saya juga nelpon beliau berpesan hati-hati Yu, kalau capek istirahat," ujarnya.

Sembari meneteskan air mata, Krisna menceritakan sosok Wahyu yang dikenalnya baik.

"Sosoknya sangat baik, terutama di komunitas sopir, saya sangat kenal beliau, bahkan ayahnya sempat nitip pesan, tolong temani Wahyu, karena dia orangnya ngantukan, namun saya ada kerjaan lain," ujar Krisna sembari meneteskan air mata saat melihat mobil tangki yang dikendarai teman dekatnya di Halaman Satlantas Polres Bangka Tengah.

Ia mengaku sangat kecewa dengan pihak perusahaan yang tidak memberikan waktu libur, agar para sopir bisa beristirahat.

"Saya pribadi dengan orangtua almarhum sangat kecewa dengan keputusan pabrik, karena tidak ada istirahatnya, gak manusiawi kerjanya, setelah pengapalan kita sudah mengikuti kemauan perusahaan 18 trip, kita kejar 24 jam, lembur dan lelah, tapi gak ada kebijakan dari manajemen untuk istirahat," ujarnya.

Krisna juga berdoa, agar sang sahabat diterima amal ibadahnya dan husnul hotimah.

"Jenazah tadi pagi sudah diberangkatkan ke Medan, semoga almarhum diterima amal ibadanya dan husnul hotimah," katanya. 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut