BANGKA TENGAH, Lintasbabel.iNews.id - Bertempat di Bukit Pao, Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), diadakan kegiatan Pelatihan Transformasi Bisnis Berbasis Digital, pemberdayaan masyarakat program ekowisata Dul. Kegiatan ini dilakukan oleh Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel DPPU Depati Amir, yang merupakan pelaksana Program Tanggung Jawab Sosial Budidaya ikan lele dan aquaponik di sekitar lereng Bukit Pao.
Program CSR Pertamina Patra Niaga Sumbagsel dan Prodi Bisnis Digital UBB di kawasan ekowisata Bukit Pao, Bangka Tengah. Foto: Istimewa.
Kegiatan ini menggandeng Program Studi Bisnis Digital Universitas Bangka Belitung, yang diwakili oleh Karmawan, S.E, M.Sc dan Ryand Daddy Setyawan, M.B.A, selaku Ketua Program Studi dan dosen Program Studi Bisnis Digital UBB.
Kegiatan yang berlangsung Senin (8/7/2024) ini dimulai pada Pukul 13.00 WIB dan dimulai dengan sambutan dari pihak Pertamina Patra Niaga yang diwakili oleh Fahri.
"Peserta kegiatan ini adalah para pelaku Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Bukit Pao yang hampir berjumlah 15 orang," ujar Fahri menyambut baik kegiatan kali ini.
Dalam paparannya, Karmawan, S.E, M.Sc menjelaskan mengenai strategi marketing yang perlu dilakukan dalam menjual hasil ekowisata Bukit Pao.
"Strategi yang dilakukan berupa sistem pemasaran dan promosi secara digital. Saya berpesan bahwa produk yang baik kalau tidak bisa dijual akan terasa percuma, karena tidak akan mendapatkan income untuk kegiatan produksi selanjutnya," katnya.
Salah satu saran yang diberikan oleh pihak UBB, adalah membuat kegiatan/event yang dapat memperbanyak orang berkunjung ke tempat tersebut.
Ditambah juga oleh Ryand Daddy Setyawan, M.B.A, yang menekankan mengenai manajemen operasi atau rantai pasok dalam pengelolaan usaha ekowisata ini.
"Promosi yang gencar dan masif perlu diimbangi dengan manajemen operasi yang baik pula, karena kalau sales meningkat tanpa diimbangi dengan produk yang baik, akan menimbulkan persepsi yang buruk di mata konsumen dan akan membuat produk tersebut digantikan oleh produk lain," ujar Ryand.
Selain itu, dia juga memberikan gambaran lain mengenai prospek bisnis edukasi pada usaha ekowisata yang ada.
"Adanya pembelajaran dan edukasi dalam usaha ini dapat memberikan kesan tersendiri bagi konsumen yang memang membutuhkan kesempatan atau pengalaman untuk menyatu dengan alam," tuturnya.
Diakhir pelatihan dilakukan sharing session untuk mendapatkan insight yang lebih dari kedua belah pihak. Kedua belah pihak berharap dapat terus berkontribusi lebih banyak untuk keberlangsungan ekowisata ini.
Seperti layaknya bisnis, lingkungan juga membutuhkan kepastian keberlanjutan yang panjang.
Editor : Muri Setiawan