PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Seorang pemuda di Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), sukses ternak jangkerik usai dirinya memilih mundur dari perusahaan akibat pandemi Covid-19. Tanpa sangka, dari usahanya itu mampu meraup omzet jutaan rupiah.
Jangkerik adalah serangga berkerabat dekat belalang. Biasanya jangkerik paling dicari oleh para penghobi burung kicau. Mereka menggunakannya sebagai pakan utama berbagai jenis burung kicau.
"Awalnya ini pekerjaan hobi. Sebelumnya selama 12 tahun di sini saya ada perkerjaan tetap sebagai teknisi alat berat. Berhubung zona ditempat kerja sudah tidak nyaman, jadi dengan berat hati saya harus memilih mundur dari karyawan dan memilih pekerjaan hobi ini," kata Harry Prasetyo, Minggu (6/5/2022).
Iya, keluar dari pekerjaan dengan gaji mapan bukan berarti tidak punya penghasilan. Seperti halnya Harry Prasetyo. Kegiatannya memang tidak seperti dulu kala berstatus seorang karyawan.
Saban pagi selepas subuh, kini Harry mengawali harinya dengan memberikan pakan minum ribuan jangkerik yang diternaknya.
Dirinya dengan telaten mengurus tiap kandang jangkerik yang dibuatnya dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Jangkerik yang masih kecil atau baru saja menetas dari telurnya, diletakan pada boks ukuran kecil. Setelah berusia beberapa hari kemudian anakkan jangkerik dipindahkan ke bosk-boks ukuran lebih besar.
Harry Prasetyo memberi pakan sayur sawi ke jangkerik. (Foto : tangkap layar YouTube)
Jangkerik akan dipanen jika sudah berusia 28 hari sampai satu bulan. Meskipun memiliki kandang yang cukup sempit, sekali panen pria 34 tahun itu mengaku mampu menghasilkan puluhan kilogram jangkerik.
"Dalam satu boks bisa 20 kilo lebih jangkrik, tergantung ukuran boksnya. Kalau sudah usia 28 hari dan maksimum satu bulan harus dipanen," ujar Harry.
Untuk harga yang jual, Harry mematok harga Rp150 ribu per kilogram, sebab jangkerik yang dicetaknya berkualitas premium dengan pakan penuh nutrisi. Sehingga bila burung kicau mengkonsumsinya, akan membuatnya sehat, kuat, bugar dan mengeluarkan kicauan terbaik.
"Sehari saya menghabiskan sekitar 13 kilogram sawi untuk pakan jangkerik. Selain itu juga dikasih daun katuk dan kol dan pakan lainnya. Di sini saya mengutamakan kualitas, jadi harganya memang lebih mahal dibandingkan ditempat lain," ucapnya.
Editor : Haryanto