SANA'A, Lintasbabel.iNews.id - Jet-jet tempur Amerika Serikat (AS) dan sekutunya Inggris mulai melancarkan serangan ke wilayah Yaman (12/01/2024). Serangan ini merupakan respon terhadap aksi kelompok Houthi dukungan Iran yang menyerang kapal-kapal komersil di perairan Laut Merah.
Sebelumnya pada Kamis 11 Januari 2024, Presiden AS Joe Biden memperingatkan bahwa dia “tidak akan ragu” untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan jika penguasa Yaman, kelompok Houthi tidak menghentikan aksi serangan terhadap kapal-kapal komersil yang melintasi Laut Merah.
“Serangan yang ditargetkan ini adalah pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat dan mitra kami tidak akan menoleransi serangan terhadap personel kami atau membiarkan pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi,” kata Joe Biden.
Juru bicara militer kelompok Houthi, Yahya Saree menyebutkan, telah terjadi 73 serangan jet tempur AS-Inggris yang menyasar 5 wilayah Yaman yang dikendalikan Houthi dan mengakibatkan 5 orang tewas dan 6 lainnya luka-luka. Serangan ini tidak akan menyurutkan niat Houthi untuk menarget kapal-kapal kargo yang menuju Israel dan berjanji akan membalas serangan AS-Inggris ini.
“Musuh kami, Amerika dan Inggris memikul tanggung jawab penuh atas agresi kriminalnya terhadap rakyat Yaman, dan hal ini tidak akan dibiarkan begitu saja dan tidak dihukum,” kata Yahya Saree.
Hal serupa juga disampaikan kepala perundingan dan juru bicara Houthi, Mohammed Abdul-Salam, yang dalam pernyataan tertulisnya menggambarkan bahwa AS dan Inggris telah melakukan kebodohan dengan agresi berbahaya ini.
“Mereka salah jika mengira akan menghalangi Yaman untuk mendukung Palestina dan Gaza. Penargetan kelompok ini akan terus mempengaruhi kapal-kapal Israel atau mereka yang menuju pelabuhan Palestina yang diduduki," tulis Muhammed Abdul Salam.
Editor : Muri Setiawan