"Kalau hasilnya banyak atau tidak saya tidak tahu, karena mereka cuci (memurnikan timah) pada malam hari. Mereka kerja sistem produksi, mesin yang digunakan pun jenis mini 75 PK. Tapi tetap bising, orang azan magrib pun gemuruh suaranya," tambahnya lagi.
Hal senada juga dikeluhkan Ben, warga Keranggan Tengah lainnya. Menurut dia, aktivitas tambang yang sempat menggunakan alat berat tersebut berada di sisi kiri dan kanan jalan lingkar. Bahkan bekas galian eksavator hampir menyentuh rumah penduduk.
"Ada rumah masyarakat sekitar yang di sana, tinggal sekitar dua meter lagi menyentuh pondasi bangunan. Dan secara keseluruhan berada di dekat beberapa perumahan warga. Lokasinya dekat dengan jalan lingkar yang bisa dikatakan baru dibangun," kata Ben.
"Kalau dari jalan nasional itu jaraknya terbilang dekat, mungkin hanya sekitar 150 meter lebih. Saya khawatirnya aktivitas ini bisa mengancam fasilitas jalan lingkar tadi, selain dari pada bisa mengganggu masyarakat karena suara bising yang ditimbulkan," ucapnya.
Editor : Haryanto