JAKARTA, iNewsLintasBabel.id - Syirik adalah kesalahan terbesar mengabaikan Allah Ta'ala dengan cara mempersekutukan-Nya dengan yang lain memiliki dampak besar.
Ustaz Sofyan Ruray mengutip ucapan Asy-Syaikh Prof. Dr. Shalih Al-Fauzan hafizhahullah yang menyatakan:
"Allah subhanahu wa ta'ala menggunakan banyak perumpamaan dalam Alquran untuk menegaskan kebatilan dari perbuatan menyekutukan-Nya.
Salah satunya terdapat dalam firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam Surat Al Hajj: 31:
حُنَفَآءَ لِلّٰهِ غَيۡرَ مُشۡرِكِيۡنَ بِهٖؕ وَمَنۡ يُّشۡرِكۡ بِاللّٰهِ فَكَاَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَآءِ فَتَخۡطَفُهُ الطَّيۡرُ اَوۡ تَهۡوِىۡ بِهِ الرِّيۡحُ فِىۡ مَكَانٍ سَحِيۡقٍ
Hunafaaa'a lillaahi ghaira mushrikiina bih; wa mai yushrik billaahi faka annamaa kharra minas samaaa'i fatakh tafuhut tairu aw tahwii bihir riihu bii makaanin sahiiq
Artinya: Dan barangsiapa yang menyekutukan Allah, maka seakan-akan ia jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau terlempar dibawa angin ke tempat yang jauh.'
Allah subhanahu wa ta'ala membandingkan keesaan-Nya dengan kemuliaan, keluasan, dan ketinggian langit.
Sedangkan orang yang meninggalkan keesaan Allah dibandingkan dengan jatuh dari langit ke bumi yang paling rendah, karena ia terjatuh dari tingkat iman yang tinggi ke tingkat kekafiran yang rendah.
Setan yang menguasainya seperti burung yang merobek tubuhnya.
Dan Allah menyerupakan hawa nafsunya yang menjauhkannya dari kebenaran seperti angin yang menerbangkannya ke tempat yang jauh.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta