BANGKA BARAT, Lintasbabel.iNews.id - Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi tiga orang pekerja tambang timah yang sebelumnya dikabarkan hilang di perairan Laut Tembelok, Kecamatan Mentok, Selasa (26/9/2023) lalu. Ketiganya dikabarkan hilang pada saat menarik ponton dari perairan Pantai Selindung menuju Belo Laut.
Evakuasi pekerja tambang oleh petugas gabungan. Foto: Istimewa.
Koordinator Pos SAR Unit Mentok Supani, mengatakan tiga orang tersebut berhasil ditemukan setelah mereka berkomunikasi dengan pemilik ponton bahwa telah dievakuasi nelayan Sungsang.
Mendapat informasi tersebut pihaknya bersama Tim Gabungan yang terdiri dari Satpolair Polres Babar, TNI AL, dan BPBD Babar melakukan penjemputan, Kamis (28/9/2023).
"Mereka didatangi nelayan dari Sungsang nah nelayan inilah yang berhasil evakuasi mereka. Lalu diantar mereka ini diantar menuju ke arah Mentok, dan kita melakukan penjemputan menggunakan kapal di perairan Rambat, Kecamatan Simpang Teritip," ujar Supani.
Supani juga mengatakan sebelum dievakuasi oleh nelayan Sungsang, ketiga korban tersebut sempat ingin dilakukan pertolongan kapal asing, namun tidak bisa karena pengaruh gelombang.
"Saat kejadian itu memang gelombang di perairan itu sangat tinggi, hanyut hampir masuk ke perairan Jambi. Korban alhamdulillah selamat semua, jadi untuk kesehatan mereka baik-baik saja," tuturnya.
Ia mengatakan ketiga korban yaitu Edi (22), Sunar (35) dan Mukiong (35) yang semua berasal dari Desa Bakik, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat , berhasil ditemukan dalam kondisi selamat dan saat ini telah dibawa ke Puskesmas Mentok untuk melakukan pengecekan kesehatan.
Evakuasi pekerja tambang oleh petugas gabungan. Foto: Istimewa.
Sementara, Sunar salah satu pekerja yang berhasil selamat menyampaikan mereka bertahan hidup dengan mengandalkan air putih. Sedangkan agar bisa ditemukan mereka membuat api sebagai tanda.
Hal itu disampaikan Sunar saat dijumpai awak media di Puskesmas Mentok Kamis siang.
"Awalnya lego jangkar cuman karena arus kencang jadi jangkar lepas dari tangan. Kemudian ponton ini hanyut karena tidak ketahan lagi hingga ke tengah. Kami bertahan hidup dengan air, persediaan makanan habis. Terus menghidupkan api dengan harapan ada nelayan mendekat," kata Sunar.
Editor : Muri Setiawan