BALIKPAPAN, lintasbabel.id - Kecelakaan beruntun terjadi di Jalan Soekarno-Hatta, Muara Rapak, Balikpapan Utara, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022) Pukul 06.30 Wita.
Dari peristiwa maut itu, sebuah mukjizat mewarnai kecelakaan beruntun. Seorang bayi mungil berhasil selamat dari hantaman truk kontainer bermuatan 20 ton, meski mobil yang ditumpanginya bersama keluarganya terbalik dan terseret cukup jauh.
Sebuah truk besar melaju tanpa kendali di Jalan Soekarno-Hatta, Simpang Muara Rapak, Balikpapan. Padahal di depannya sejumlah kendaraan sedang berhenti lantaran lampu sedang berwarna merah.
Seorang bayi selamat dalam kecelakaan beruntun di Balikpapan. Bayi tersebut berada di dalam mobil Daihatsu Ayla berwarna merah. Nahas, kedua orangtua bayi tersebut meninggal dunia.
Mobil Ayla merah tersebut terpantau CCTV berada di depan tronton tersebut. Ayla dengan nomor polisi KT 1887 NT tersebut mengalami kerusakan parah di bagian belakang.
Berdasarkan pantauan CCTV, Mobil Alya bernopol KT 1887 NT itu mulai terguling pada pukul 06.19.45 waktu setempat. Di dalam mobil itulah Bayi Mukzijat tersebut berada.
Kondisi mobil yang terseruduk itu sempat terbalik hingga bagian depannya ringsek cukup parah. Tidak hanya itu, mobil nahas tersebut kembali terseruduk tronton dan terseret cukup jauh hingga tidak tersorot oleh CCTV.
Dikabarkan bayi tersebut selamat namun tidak dengan orangtuanya yang harus meregang nyawa di lokasi kejadian.
Kecelakaan menewaskan 5 orang korban, berdasarkan data sementara dari kepolisian. Sementara itu 4 orang lainnya terluka.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, data terbaru itu berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Polda Kalimantan Timur.
"Update terakhir di lapangan yang meninggal dunia 4 orang, 1 orang masih kritis," kata Dedi dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Jakarta, Jumat (21/1/2022).
Sementara, sopir truk tronton mengakui rem blong.
"Keterangan sopir truk tronton pompa angin rem tidak berfungsi sehingga menyebabkan terjadinya rem blong," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Editor : Muri Setiawan