JAKARTA, Lintasbabel.iNews.id - Kepala SDN Cugenang, Yeni Yantriyati menceritakan detik-detik gempa yang robohkan rumah hingga membuat dirinya trauma. Hal itu diceritakan Yuni saat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim berkesempatan mengunjungi lokasi gempa Cianjur.
Saat peristiwa itu, Yeni mengaku sedang tidak berada di sekolah karena mengunjungi salah satu siswa yang sedang sakit di desa. Namun, tiba-tiba gempa terjadi dan meluluhlantakkan bangunan di desa.
"Saat ini kami masih trauma, meski di sekolah saat kejadian tidak ada aktivitas belajar-mengajar, namun kami yang sedang menengok siswa yang sakit di desa sekitar saat itu melihat sendiri bagaimana saat gempa terjadi rumah-rumah penduduk ambruk di depan mata kami," ucapnya lirih seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima iNews.id, Kamis (24/11/2022).
Menurut Yeni, pihaknya saat ini ingin fokus memulihan psikis guru, anak-anak dan keluarga dari trauma. Ia juga berharap Pemerintah Daerah bisa segera memperbaiki fasilitas sekolah yang rusak.
Bahkan, Yeni mengaku akan mencoba melakukan kegiatan belajar-mengajar secara online untuk persiapan ujian akhir semester. Namun, ia tetap mengimbau kepada pendidik dan siswa agar tetap menomorsatukan keselamatan.
"Bila situasi memungkinkan, kami akan coba memulai belajar daring sebagai persiapan ujian akhir semester. Tapi yang utama saya katakan kepada guru dan anak-anak yang terpenting adalah keselamatan keluarga masing-masing," kata Yeni.
Sementara itu, SDN Cugenang memiliki 172 orang siswa, tujuh orang guru, satu orang penjaga sekolah, dan satu orang kepala sekolah. Berdasarkan laporan, terdapat tiga orang korban yang meninggal dunia akibat gempa yang berasal dari warga sekolah.
TK PGRI Cugenang, Cianjur, Jawa Barat Luluh Lantak Akibat Gempa. Foto: Dok/ Kemdikbud.
Bersebelahan dengan lokasi SDN Cugenang, ada TK PGRI Cugenang dengan tingkat kerusakan berat. Bangunan TK ini ambruk, rata dengan tanah.
Kepala TK PGRI Cugenang, NR Rosi Suwartini masih terpukul dengan kejadian yang menimpa sekolahnya. Saat musibah terjadi, ia bersyukur sudah tidak ada aktivitas belajar mengajar. Para guru sedang mengikuti acara di luar sekolah.
"Saya bersyukur tidak ada korban jiwa di lokasi kejadian," tutur Rosi.
Ada 45 orang siswa yang tercatat sebagai siswa aktif di TK. Merujuk informasi pihak keluarga, ada dua orang anak meninggal dunia. Sementara tiga orang anak hilang diduga di sekitar domisilinya.
TK PGRI memiliki tiga orang guru dan satu orang kepala sekolah. Akibat kejadian ini, seluruh data guru, siswa, dan hasil belajar siswa rusak tertimpa reruntuhan dan belum bisa dikumpulkan ulang.
Melihat kondisi satuan pendidikan yang terdampak gempa, Nadiem mengaku sangat miris dan prihatin. Ia berharap para korban bisa melalui cobaan ini dengan sabar dan tabah.
"Semoga saudara-saudara kita yang meninggal dunia mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah subhanahu wa taala, dan keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberi ketabahan dan kekuatan. Begitu pun untuk semua korban luka, semoga segera diberi kesembuhan," ujar Nadiem.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Ngeri! Di Depan Nadiem, Guru Ini Cerita Detik-detik Gempa Robohkan Bangunan di Cianjur "
Editor : Muri Setiawan